Serangan Fajar

Pengalaman lain adalah pas pileg setahun yang lalu.  Tetangga saya  tiba-tiba menjadi tim sukses salah satu caleg dari partai tertentu.  Dengan penuh semangat tetangga saya memasuki rumah-rumah untuk memberikan pisau dapur gratis asal kami mau memberikan dukungan pada caleg tertentu.  Apa bukti dukungannya? Kami dimintai fotocopy KTP. 

"Gak papa Mbak,  saya minta fotocopy KTP,  nanti sampeyan dapat pisau bagus...  Ini mahal lho pisaunya..  Kalau di toko seratus ribuan.., " katanya sambil menunjukkan gambar pisau dapur yang memang bagus.

Saya masih ragu karena harus memberikan fotocopy KTP.

"Iya wes,  besok saja..,  ini dari partai apa sih? " tanya saya ingin tahu.

"Bukan urusan saya..,  yang penting kan pisaunya...  Perkara mengumpulkan KTP tidak pengaruh... Di dalam TPS yang tahu pilihan kita cuma kita dan Tuhan, " jawabnya enteng.

Saya tertawa mendengarnya.  Benar juga sih..Dan alhasil besoknya caleg dari partai yang memberikan iming- iming pisau tadi ternyata kalah.  Kami tetap bahagia,  karena sebagian besar sudah punya pisau mahal untuk memasak. 

Begitulah,  pilkada, pileg ataupun pilpres di kampung selalu kami sambut dengan gembira.  Layaknya pesta , pemilu memang selalu kita rayakan dengan antusias sambil menunggu kejutan-kejutan kecil yang menyertainya.

catatan pilkada 2020