Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Chairil si Aku di " Karawang Bekasi "

19 Agustus 2022   08:16 Diperbarui: 19 Agustus 2022   08:27 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 KH Noer  Ali  Pahlawan Nasional dari Bekasi  pertempuran di Pondok Ungu dan sebagainya. | Foto: sejarah one.

Frans Mendoer dua Bersaudara Alex Mendoer berjuang dengan foto foto. Ia mengabdikan dokumentasi proklamasi ke seluruh dunia. Saat saat orang terlupa perlunya dokumentasi. 

Alun-alun Kota Bekasi M.Hasibuan setelah direnovasi.Namanya diabadikan. | Foto : m bisnis.com
Alun-alun Kota Bekasi M.Hasibuan setelah direnovasi.Namanya diabadikan. | Foto : m bisnis.com

Ulama Noer Ali juga ikut berperang.
"Kota ini adalah juga kota perjuangan, " kata Chairil Anwar.
"Kamu akan membuat puisi?"
Tanya Hafsah. Ia melihat Chairil menulis dirumahnya.
"Iya, Aku berjuang dengan puisi, ada yang berjuang dengan foto atau wartawan dengan pena..," ujar Chairil.Ia ingin mengenang para pahlawan yang gugur. 

Kepahlawanan rakyat di Karawang Bekasi, pertempuran Pondok Ungu,  rawa gede dan ratusan korban  yang dipimpin KH Noer Ali juga menginspirasi Chairil Anwar menciptakan puisi yang terkenal Karawang Bekasi.

"Karawang Bekasi "

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda.Yang  tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa


Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu


Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun