Mohon tunggu...
Yudiaz Tulesta
Yudiaz Tulesta Mohon Tunggu... Administrasi - Pribadi

Melek akan hal yang sedikit terlihat, tapi pantas untuk diperlihatkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjadi Ayah untuk Anak Adikku

7 Desember 2018   20:34 Diperbarui: 8 Desember 2018   09:16 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah semuanya terasa sudah siap, aku membawa Ridwan menuju mobilku. Meski aku tahu bahwa Ridwan sudah bisa berjalan, tetapi aku masih belum bisa menentukan berapa usianya. Ya, aku memang suka lupa terhadap beberapa kejadian yang tidak aku hapalkan secara fokus, yang pada akhirnya aku lupa tanggal berapa Ridwan terlahir.

Aku injak pedal gas yang bersamaan dengan angkatan pedal koplingku yang sebelumnya telah aku masukkan ke gigi satu. Sementara itu, Ridwan terduduk di atas tubuh bagian depanku. Tepatnya di antara paha depan dan perutku.

Mobilku pun melaju dengan kecepatan standar, sekitar tiga puluh kilometer perjam.

Baru memasuki lima belas menit awal perjalanan, sepertinya Ridwan mulai terhipnotis aroma perjalanan. Tak berselang lama, ia pun tertidur. Oh, tidak. Ridwan cukup aman dalam posisi tidurnya. Karena aku memakai kain yang aku tidak tahu apa namanya, yang pasti kain itu mengikatnya dengan nyaman agar ia tidak terjatuh.

Satu jam berlalu. Akhirnya aku sampai ke tempat tujuan. Ya. Aku pergi ke tempat bermain yang sepertinya tempat ini dikhususkan untuk anak-anak bahkan keluarga.

Aku pun mengarahkan mobilku ke tempat parkir.

"Ridwan, kita sudah sampai!" Aku sengaja membangunkan tidurnya.

Ridwan membuka mata. Ia melihat situasi yang ada di sekelilingnya dari dalam mobil.

"Ayo!" Seruku. Kemudian aku membawanya keluar dari dalam mobil.

Belum sempat aku menginjakkan langkah kakiku yang kedua kalinya, Ridwan langsung terfokus kepada pedagang yang ada di depannya, tepatnya pedagang yang ada di area parkir.

"Es krim!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun