Kesenjangan sudut pandang itu, menyebabkan rasa tidak percaya. Kalau urusan publik dipersepsikan membebani kas negara, pertanyaan selanjutnya, lalu apa tujuan bernegara? Bukankah untuk mengurusi urusan publik -res publica.
Titik temu komunikasi terjadi bila ada ruang dialog, dengan mengedepankan prinsip etik. Dengan begitu, "bahan bakar" proses komunikasi terletak pada kejujuran, ketulusan, keterbukaan, dan keadilan.
Kaidah moral menjadi "bahan bakar" komunikasi, guna membangun kesamaan pemahaman.
Termasuk pada proses komunikasi bahan bakar, memang tidak instan, perlu perubahan perilaku elit, agar kebijakan bisa diterima lapang dada oleh publik.
Demi kemerdekaan, yang disebut Soekarno sebagai jembatan emas menuju kehidupan yang sejahtera, maka kita memang sebaiknya segera berbenah.