Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Wacana Digital, Ruang Sempit Komunikasi

17 Oktober 2019   00:56 Diperbarui: 19 Oktober 2019   15:40 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi digital (SHUTTERSTOCK) | Kompas.com

Kita memang tengah berhadapan dengan situasi riil sedemikian. Budaya adiluhung memang menjadi budaya massa. Dalam pandangan Edward T Hall, memang terdapat pilihan untuk menggunakan high context culture -komunikasi budaya tinggi yang implisit berpangkal pada aspek kolektivitas, maupun low context culture -komunikasi budaya rendah yang eksplisit dan individual. 

Dengan begitu, kita perlu melihat bingkai suasana dalam komunikasi. Sayangnya, wacana yang dibangun di dunia digital seringkali tidak melihat proporsi hal tersebut. Kemampuan melewati rintangan baru adalah refleksi peradaban serta budaya kita sebagai sebuah bangsa dan negara.

Maka butuh peran serta dan partisipasi aktif publik untuk bisa menempatkan diri sebagaimana citizen yang bertanggung jawab di dunia riil, pun ketika menjadi netizen pada dunia digital. Padahal kita membutuhkan kolaborasi bukan polarisasi.

Sementara para pencipta kebingungan, bias informasi dan pihak-pihak yang mengangguk untung dari kisruh komunikasi dunia digital akan lenyap selaras dengan kesadaran dan kewarasan kita bersosial media. Mampukah kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun