Apa maknanya? Sosial media kini menjadi bagian yang tidak terelakkan pada pembahasan politik kekinian, maka dibutuhkan kerangka smart user dalam melakukan pemilahan dan pemilihan pesan yang semakin overload menuju tsunami informasi.
Satu pesan kemudian tertinggal, kini media mainstream yang selalu menjadi pengasuh politik perlu melihat sosial media sebagai sarana ukur relevansi komunikasi, baik sebagai feedback maupun effect yang dihasilkan.
Setidaknya, panggung itu lambat laun akan menjadi seimbang bagi suara publik, karena demokrasi memandang voice over the noise public, yang selama ini bisa jadi telah disetting oleh media mainstream untuk kepentingan politiknya sendiri.