Mohon tunggu...
Nandita anggraini
Nandita anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penggunaan Buzzer Politik dalam Pemilu 2024, Melanggar Prinsip Good Governance?

18 Maret 2024   22:53 Diperbarui: 18 Maret 2024   23:18 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini Indonesia sedang berada pada era digitalisasi dimana penggunaan teknologi digital seperti handphone, internet, komputer dan lain-lain memiliki peran yang sangat besar di dalam segala aspek kehidupan manusia. Salah satunya dalam bidang komunikasi. Kemajuan teknologi ini sangat berpengaruh terhadap bagaimana komunikasi sekarang dilakukan. Selain itu kemajuan teknologi juga memudahkan dalam penyebaran informasi sampai ke seluruh penjuru dunia, apapun informasi yang tersebar di sosial media dapat dengan mudah diakses oleh seluruh pengguna sosial media di dunia.

Sosial media sendiri merupakan bagian dari kemajuan teknologi yang memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia sekarang, salah satu nya dalam perpolitikan di Indonesia. Saat ini, sosial media tidak hanya digunakan sebagai sarana mencari hiburan saja tetapi juga dimanfaatkan untuk mencari segala informasi. 

Oleh karena itu, banyak sekali aktor-aktor dari pemerintahan yang juga memanfaatkan sosial media untuk kepentingan-kepentingan politik nya. Dengan kemajuan teknologi saat ini komunikasi politik tentu saja harus menyesuaikan dengan keadaan masyarakat sekarang agar tujuan dari komunikasi politik itu sendiri tercapai seperti penyampaian informasi politik, pembangunan citra politik, serta pembentukan opini publik dimana hal ini sangat berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat terutama pada saat masa kampanye yang akan sangat menentukan pada hasil pemilu nantinya.

Platform twitter merupakan salah satu platform yang banyak digunakan akhir-akhir ini, para aktor pemerintah menggunakan platform ini sebagai salah satu sarana komunikasi politik. Para pejabat pemerintahan ini diketahui menggunakan kicauan berbayar atau yang biasa disebut sebagai Buzzer untuk memanipulasi opini publik. Buzzer merupakan pengguna sosial media yang menyediakan jasa berbayar, yang pada awalnya banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mempromosikan barang atau produk tertentu di sosial media.

Namun penggunaan Buzzer saat ini tidak hanya digunakan untuk mempromosikan produk dari sebuah perusahaan tetapi juga banyak digunakan oleh aktor politik untuk mempromosikan isu-isu tertentu demi kepentingan politiknya, memanipulasi opini publik seperti memberikan dukungan pada segala bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah meskipun kebijakan tersebut sebenarnya ditentang oleh banyak orang karena merugikan masyarakat atau bisa juga memanipulasi opini publik agar tergiring untuk memilih pasangan calon tertentu. Selain itu penggunaan Buzzer juga terkadang dimanfaatkan oleh beberapa aktor politik untuk menyebarkan hoax atau informasi palsu demi untuk menggiring opini jelek terhadap lawan politiknya. Bahkan penggunaan Buzzer ini sering juga digunakan untuk memberikan komentar jahat kepada siapa saja orang yang memberikan kritik terhadap kebijakan pemerintah.

Penggunaan Buzzer ini menjadi salah satu masalah sosial politik di Indonesia karena dapat sangat merugikan proses demokrasi dan menghilang kan karakter politik di Indonesia jika dalam penggunaan nya disalahgunakan. Karena penggunaan Buzzer ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip good governance dimana partisipasi masyarakat, akuntabilitas dan transparasi menjadi hal utama dalam prinsip good governance sedangkan penggunaan Buzzer saat ini cenderung dimanfaatkan untuk memanipulasi opini masyarakat.

A. Sejarah penggunaan Buzzer di indonesia

Kemajuan teknologi memberikan perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia, penggunaan sosial media juga meningkat setiap tahun nya dan saat ini menjadi salah satu elemen penting yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia. Seiring dengan berkembang nya zaman sosial media tidak lagi hanya digunakan sebagai media hiburan tetapi juga menjadi sarana untuk mendapatkan informasi, sarana berkomunikasi dan lain-lain. Pemanfaatan sosial media ini juga semakin hari semakin memberikan pengaruh yang besar tidak hanya pada kehidupan pribadi manusia tetapi juga memberikan pengaruh pada segala aspek kehidupan manusia, terutama di bidang sosial dan politik.

Pada awalnya Buzzer muncul sebagai pengguna sosial media yang mempunyai keahlian dalam menggunakan sosial media untuk menarik perhatian dan menciptakan percakapan di sosial media terkait hal-hal tertentu yang bertujuan untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Buzzer ini menyediakan jasa berbayar, yang biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mempromosikan produk atau barang dari perusahaan tersebut. Muncul nya jasa Buzzer ini bersamaan dengan masa awal mula twitter hadir di Indonesia yaitu pada tahun 2009, pada masa ini konotasi Buzzer dikalangan masyarakat masih positif karena memiliki peran untuk membantu sebuah perusahaan dalam strategi penjualan.

Tahun 2012, Buzzer mulai digunakan untuk kepentingan politik. Pada masa ini Buzzer terbagi menjadi dua jenis yaitu yang bergerak secara sukarela tanpa adanya suruhan dan bayaran dari orang lain dimana Buzzer ini mulai menyampaikan terkait politik namun secara sukarela memang menjadi pendukung dari aktor pemerintahan tertentu, yang kedua Buzzer yang memang dibayar untuk memberikan dukungan terhadap aktor pemerintahan tertentu bahkan dibayar untuk menyerang atau menyebar berita palsu terkait lawan politik nya. Di masa ini konotasi Buzzer yang pada awal nya positif secara perlahan berubah menjadi negatif karena penggunaan nya yang disalahgunakan untuk menyerang dan mengirim pesan-pesan negatif kepada pihak-pihak tertentu.

Buzzer politik di Indonesia pertama kali digunakan pada pilkada DKI Jakarta tahun 2012 lalu berlanjut menjadi perhatian pada pemilihan umum tahun 2014, 2019, pilkada DKI Jakarta tahun 2017 sampai pemilihan umum yang nantinya akan diselenggarakan pada 2024. Partisipasi Buzzer tiap tahun nya selalu merujuk pada isu-isu identitas. Buzzer yang dipergunakan di Indonesia cenderung mengarah kepada hal negatif dan berbahaya karena terus memberikan dampak perpecahan dimasyarakat, penggunaan nya juga dibandingkan untuk mempromosikan diri atau membangun citra di masyarakat Buzzer lebih aktif dalam memberikan serangan, menyebarkan berita palsu untuk menjatuhkan pihak-pihak tertentu. Buzzer secara aktif terus berpartisipasi dan menjadi bagian dari proses politik yang sangat susah dihilangkan. Namun, jika dibiarkan akan memberikan dampak yang sangat negatif pada proses politik di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun