Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karoshi, Kelelahan Kerja dan Relasi Kinerja

1 Juli 2017   03:53 Diperbarui: 1 Juli 2017   04:00 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kita menilai kelelahan kerja sebagai bentuk dari indikator produktifitas? Mari kita ulas bersama:

Pertama: standar kinerja adalah satuan ukuran kerja yang ditetapkan perusahaan sesuai dengan target optimal akan estimasi pendapatan bisnis perusahaan.

Pada titik ini, efektifitas dalam pencapaian tujuan menjadi penentu, yakni memproduksi hasil sesuai dengan sumberdaya yang tersedia. Sementara efiiensi adalah target selanjutnya pasca proses produksi stabil dan berlangsung efektif.

Kedua: waktu kerja adalah durasi bekerja yang dianggap signifikan dan cukup dalam melaksanakan aktifitas fisik. 

Harus dipahami bahwa manusia pada hakikatnya aadalah mahluk sosial yang secara umum memiliki titik jenuh kelelahan (fatique) sehingga harus diseimbangkan dengan waktu istirahat dan keluarga.

Ketiga: harus menjadi catatan bagi departemen produksi dan ketenagaan dalam mencermati tingkat lembur akibat overwork.


Apakah lembur berkontrusi pada pencapaian melebihi standart yang ditetapkan? Bila tidak, maka ada konsepsi yang salah dalam aspek cara bekerja maupun terdapat kebutuhan akan tambahan sumberdaya, akibat beban kerja serta pemetaan ketenagaan yang tidak tepat.

Keempat: overwork pada prinsipnya adalah waste karena terjadi misalokasi waktu dan tenaga dari estimasi produksi yang telah ditetapkan.

Dibutuhkan pengaturan yang ketat, khususnya bila kerja tambahan atau lembur tersebut datang sebagai inisiatif pribadi dan bukan berdasarkan instruksi.

Kelima: kelelahan bekerja secara akumulatif justru akan menurunkan produktifitas, karena dampak kesehatan yang ditimbulkan. 

Ditinjau dalam sudut pandang finansial perusahaan juga akan semakin menambah pembiayaan, karena dibutuhkan extra cost biaya kesehatan karyawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun