Dampak dari pengaruh eksternal bisa berupa orientasi serta disiplin bekerja. Di Jepang, hal tersebut adalah bagian dari kebanggaan dan menjadi prinsip individual untuk bisa berkontribusi terbaik sebagai bentuk komitmen atas loyalitas kepada perusahaan.
Menjadi pekerja terbaik, dengan produktifitas tertinggi adalah tujuan yang hendak dicapai dengan segala konsekuensi resiko yang dihadapi.
Sedangkan berkaitan dengan faktor internal, maka hal itu akan tercermin pada perilaku personal menghadapi target ataupun standart yang telah ditetapkan perusahaan.
Dengan demikian, tingkat produksi manusia kerapkali tidak konsisten sebagai akibat faktor pengaruh atas kerja yang dihasilkan.
Pada siklus produksi, maka produktifitas diukur dalam satuan jumlah produk yang dihasilkan berbanding waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikannya.
 Ukuran yang dipergunakan adalah efektif dan efisien. Dimana efektifitas menempatkan target hasil, sesuai dengan input sumberdaya yang tersedia.
Sedangkan efisiensi adalah upaya menghasilkan output dengan lebih sedikit input sumberdaya yang dipergunakan.
Sumberdaya dalam sebuah proses produksi adalah semua hal yang berkaitan dengan kebutuhan menghasilkan produk, termasuk bahan baku, perangkat pendukung, dan tenaga manusia yang terlibat.
Dengan demikian, kinerja dapat dinyatakan sebagai ukuran produktifitas, atau standart kerja yang tertentu yang telah ditetapkan perusahaan.
Khususnya di Jepang, stres bekerja timbul karena individu berupaya untuk meningkatkan diri dalam performa kerja melebihi standart yang ditetapkan dalam satuan prosedur baku, namun tidak demikian dengan pekerja diberbagai negara lainnya semisal Amerika dan Eropa yang membangun kreatifitas dalam bekerja, fleksibilitas adalah kunci utamanya.
Kemungkinan atas hal itu terjadi selaras dengan corak industrinya. Jepang lekat dengan manufaktur sedangkan Amerika mulai berubah kearah sektor digital kreatif.