Ducati dari dulu terkenal dengan masalah sulit dibelokan atau understeer. Membelokan Ducati adalah pekerjaan yang sulit, dan sebelum era Aero Fairing hanya satu pembalap yang bisa membelokan Ducati dengan baik, dia adalah Casey Stoner.
Stoner adalah pembalap dengan bakat yang luar biasa. Motor sesulit Ducati bisa dia jinakkan dan bahkan dia ajak menjadi juara dunia.
Namun setelah Stoner pergi, Ducati benar-benar kesulitan. Bahkan Valentino Rossi yang sebelumnya jadi penyelamat Yamaha, tidak bisa memperbaiki masalah Ducati ini.
Rossi kembali ke Yamaha, Ducati pun sengsara. Citra merk mereka sudah terlanjur rusak karena keterpurukan Rossi bersama mereka.
Alhasil, Ducati mengalami revolusi pada awal tahun 2014. 2015 lahir Desmosedici GP15, motor Ducati dengan winglet massif pertama mereka setelah GP10 yang gagal.
Inovasi ini membawa Ducati bisa kembali menang di Motogp, kali ini tampa harus mengandalkan rider berbakat ekstrem seperti Casey Stoner.
Ducati kini bisa menang dengan siapa saja. Aero Fairing menjadi senjata utama mereka mendominasi Motogp saat ini.
Pabrikan lain kemudian berusaha meniru keunggulan Ducati pada sektor Aero Dinamika ini. Termasuk pabrikan Jepang yang tersisa, yakni Honda dan Yamaha.