Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku "SEJARAH DUNIA LENGKAP : Dari Periode Klasik Sampai Periode Kontemporer" terbitan Anak Hebat Indonesia

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Perjalanan

5 Januari 2024   17:01 Diperbarui: 5 Januari 2024   17:37 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kepada hujan yang turun membasahi bumi

Aku tak tahu aku harus bersedih maupun bahagia

Petir dan hujan yang deras ini turun bersamaan dengan rasa hinanya diri ini

Sebuah upaya yang amat sangat seperti komedi putar ini berputar-putar tiada akhir

Ada bahagia 

Ada kesedihan


Ada upaya

Ada putus asa

Ya semua terasa lengkap

Sangat terasa nikmatnya

Sangat terasa sakitnya

Aku menghabiskan 5 batang terakhir di tengah malam sambil berharap semuanya berubah

Namun tak berubah

Namun tetap saja

Hanya waktu yang berubah-ubah

Diriku tak ubahnya seperti sebuah daun yang terus menerus tertiup angin

Entah kemana angin itu aku membawa

Aku sungguh-sungguh tiada tahu

Ketika kutersadar kuberada di sudut kamar

Melihat setitik cahaya yang tiap hari menyinari kamar usang ini

Benar tertawalah seperti itu ....

Tertawa lagi lebih keras ... dan keras ....

Tertawakan usahaku yang sia-sia

Tertawakan bagaimana aku berjalan lima kilometer lebih menuju rumah mu 

Tertawakan lagi lebih keras keputusan pemuda kosong ini

Ya jangan persilahkan ia bertemu orang tua mu

Usir saja ....

Harapanku yang sederhana ini injak-injaklah dengan kakimu

Lemparkanlah

Aku sudah usai 

Muak ...

Enyahlah ...

Aku akan terbang tinggi selagi kau tertawa

Biar dirimu puas

Keringatku yang berharga tak seharusnya kukorbankan demi tawamu

Aku yang tak pandai berkicau ini memang selalu kalah perihal hati

Lima kilometer yang sia-sia dalam hidupku 

Latihan-latihan beladiri bertahun-tahun lamanya rupanya hanya untuk hal seremeh ini

Benar sangat pahit kopi ini walau kadang manis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun