Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku "SEJARAH DUNIA LENGKAP : Dari Periode Klasik Sampai Periode Kontemporer" terbitan Anak Hebat Indonesia

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dunia Tempur (Bagian IV)

6 Desember 2023   11:42 Diperbarui: 6 Desember 2023   11:44 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika aku dan pak tua memasuki sebuah pelantaran yang sangat luas bak pelataran istana terlarang Peking ini suasana menjadi hening. 

" Maaf menganggu latihan kalian, terima kasih sebelumnya atas kedatangan kalian disini, hal ini sungguh-sungguh membuatku semangat memperjuangkan kemerdekaan negera kita tercinta yaitu Nusantara, kata pak tua secara tegas kepada mereka.

" Selanjutnya kini akan kuperkenalkan kepada kalian Franz, mulai sekarang dia akan mengikuti kalian latihan di Cakra Buana ini, kata pak tua itu sambil menggandeng tanganku.

Aku seperti seorang anak yang tak tahu apa-apa saat itu, karena tiba-tiba harus mengahadapi suatu hal baru secara tiba-tiba.

" Apa maksudnya ini pak tua? Kataku berbisik kepadanya.

" Tidak apa, ikuti saja, lagipula kau tak punya tempat yang ingin kau tuju, katanya sambil sedikit tersenyum.

" Aku tahu kau pasti menghadapi hari yang berat beberapa hari yang lalu, dan pastinya kau korban pembersihan dari Nether.

Aku tak terlalu paham yang dikatakan pak tua itu, karena beberapa hari yang lalu yanh kuingat hanya aku amat sangat kelaparan. Namun aku tetap tak punya pilahan lain. 

" Silahkan lanjutkan latihannya saudara-saudaraku, kata pak tua itu kepada mereka.

Kini aku mulai menerka-nerka, apakah pak tua itu seorang guru bela diri disini? Siapa sebenarnya dia?. Aku sangat penasaran akan hal itu, tampilannya tak ubah seperti seorang rakyat biasa. Kini aku mulai berpikir keras, namun aku tak sempat lagi berpikir seperti itu.

" Ayo ikut aku kedalam nak, akan kuperkenalkan kau pada kawan-kawanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun