Sebagai sebuah bangsa, Indonesia dianugerahi keberagaman di berbagai aspek. Mulai dari alam sampai keragaman budaya, semua keberagaman itu mampu menunjukkan, mengapa Indonesia mempunyai kata kunci "Bhineka" dalam semboyan negara.
Dari sekian banyak aspek yang ada, terdapat satu komoditas, yang secara unik mampu menggambarkan kebhinekaan itu, yakni kopi. Ia dibangun dari jejak sejarah panjang, hingga menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, bahkan memiliki reputasi yang sudah mendunia, sebagai satu produk komoditas unggulan dari Indonesia.
Pengakuan internasional atas reputasi kopi Indonesia antara lain datang dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Dilansir dari Kompas.com, 9 Agustus 2025, USDA mencatat Indonesia sebagai negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia pada periode 2024-2025, Â setelah Brasil, Kolombia, dan Vietnam.
Hanya saja, USDA lebih menyoroti jenis kopi unik dan langka di Indonesia, dalam hal ini Kopi Luwak. Padahal Indonesia punya wilayah produsen kopi, yang terbentang dari Aceh sampai Papua.
Bentang wilayah luas ini menghadirkan banyak titik daerah penghasil kopi, lengkap dengan berbagai keunikan karakteristik khas masing-masing. Ada yang "fruity", pahit pekat, cenderung masam, bahkan ada juga yang memakai campuran bahan alami dalam meraciknya.
Keunikan ini saya jumpai dalam acara Jogja Coffee Week, Minggu (7/9) silam, di Jogja Expo Center, Yogyakarta. Acara tahunan ini menghadirkan "public cupping" dengan kopi dari berbagai daerah di Indonesia ikut ambil bagian.
Cukup dengan membayar tiket masuk seharga 20 ribu rupiah (yang bisa dibeli secara daring maupun "on the spot"di lokasi) pengalaman mencicipi kopi dari berbagai wilayah di Indonesia sudah bisa didapat.
Selain menghadirkan kopi sudah terkenal sejak lama, seperti kopi Gayo, Bali, Toraja, dan Priangan, ada beberapa daerah produsen kopi lain yang ternyata punya potensi menarik.
Mulai dari Ijen (Jawa Timur), Temanggung (Jawa Tengah), Pupuan (Bali), Solok (Sumatera Barat), Flores (Nusa Tenggara Timur), dan Sembalun (Nusa Tenggara Barat) yang belakangan sedang naik daun, sampai yang baru mulai berkembang seperti Kalimantan, Sipirok (Sumatera Utara), Mulia (Puncak Jaya, Papua Tengah), dan Gunung Slamet (Jawa Tengah) semua sama-sama punya karakteristik khas yang unik.
Saya sendiri memilih untuk membeli kopi Robusta Merapi, karena diawali rasa penasaran. Ternyata, kopi ini berasal dari kawasan lereng gunung Merapi, tepatnya di wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta.