Andai ada kesempatan lain kembali ke sana, saya akan menyambutnya dengan senang hati, karena ada ruang untuk lebih fokus.
Di sisi lain, gap ini juga menghadirkan lebih banyak ruang untuk aktif, yang pada saat bersamaan membawa efek samping cukup menguras tenaga. Apa boleh buat, frekuensi menulis pun jadi ikut kacau.
Terlepas dari berbagai situasi naik-turun dan gap perbedaan yang ada, mungkin ini memang bagian dari proses perjalanan berikutnya sebagai "tukang nulis". Tidak mudah, tidak nyaman, tapi semoga bisa dijalani sampai tuntas.
Soal gap perbedaan yang ada antara "pusat" dan "daerah", semoga gap ini boleh semakin hilang, karena Indonesia  terbentang dari Sabang sampai Merauke,  belum termasuk komunitas diaspora Indonesia di mancanegara. Jadi, Indonesia jelas bukan hanya "Jakarta dan sekitarnya".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI