Menjadi Teladan Untuk Anak-anak
Memang, secara nyata anak tersebut salah dan layak mendapat pembinaan. Tetapi, yang terpenting adalah "mengapa ia berani menghina di ruang publik?". Bisa saja Ia berani posting kasar karena terbiasa membaca postingan kasar dari  teman-teman di beranda Facebooknya. Akibatnya, anak tersebut mungkin menganggap postingannya itu biasa saja, tidak ada yang aneh dan tidak berdampak negatif. Oleh sebab itu, mari bijak menggunakan media sosial, percaya atau tidak -- disadari atau tidak, postingan Kita bisa saja "dicontoh" oleh anak-anak.
"Ah, Kita kan dimedia sosial untuk seneng-seneng, ngapain mikirin anak orang lain?"
"Siapa suruh anak-anak bikin media sosial? Apa orangtuanya tidak mengawasi?"
Pertanyaan itu tidak sepenuhnya salah, memang orangtua wajib mengontrol/mengawasi aktifitas anak. Orangtua pun hendaknya berfikir berulang-ulang sebelum memberikan gadget dan akses internet untuk anak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rusmini Supriadi, seorang aktifis perlindungan anak dan perempuan, yang intinya menyatakan bahwa tak sedikit orangtua yang cenderung memberikan gadget namun kurang bijak dalam mengotrol aktifitas anak di dunia maya.