Mohon tunggu...
M Yusuf Is
M Yusuf Is Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Menulis itu ibarat makanan yang terserap dalam tubuh dan menjadi energi yang dahsyat dalam bertindak, Jangan ragu-ragu untuk memberikan yang terbaik. __Tulisan mempunyai hak cipta__ Contact : 085362197826 FB : Muhammad Yusuf Ismail Ar-Rasyidi Tweeter : @ismayusuf Email : Ismailyusuf8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Lebih Bermakna dengan Syukur

5 Januari 2017   18:41 Diperbarui: 5 Januari 2017   19:42 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam hidup ini terus saja ada rintangan-rintangan yang saya hadapi, ini adalah cerita ketika saya ingin kuliah dan mengubah hidup keluarga saya dan itu bukan hal yang mudah yang harus saya perjuangkan. Detik demi detik saya terus melaluinya agar semua cita-cita saya tercapai. Keluarga saya adalah keluarga besar dan serba kekurangan dalam hal materi ditambahkan dengan kondisi negeri saat itu dalam keadaan komflik bersenjata, orang-orang terbunuh dengan tanpa pusaranya, janda bertebaran karena kehilangan suaminya, sedangkan saya ingin kuliah namun tanpa biaya yang saya pegang. Saat itu usia saya 17 tahun, daerah saya sedang berlaku darurat militer yang diberlakukan oleh pemerintah pusat, akan tetapi saya ingin kuliah sebagaimana orang-orang yang telah berhasil. Sungguh sangat menegangkan bagi saya, jangankan untuk memenuhi makan sehari-hari bersama 8 saudara saya, apalagi untuk kuliah dikota yang butuh dana yang besar.

Kerusuhan dimana-mana, orang diculik tak tahu rimbanya hingga diberlakukanlah Ronda malam untuk setiap desa saat itu, ronda malam bukan perkara yang mudah bagi orang-orang  saat itu apalagi untuk orang-orang yang punya uang  berkecukupan. Timbul dalam hati saya, saya ingin berjaga malam akan tetapi umur saya masih tidak diwajibkan karena masih usia sekolah sekolah menengah atas, akan tetapi saya pingin uang dari orang-orang yang tak mau jaga malam karena berbagai macam hal mungkin karena takut atau karena sudah enak tidur dirumah dengan kasur yang empuk. Jikalau ikut ronda malam terkadang menjadi santapan nyamuk yang mengenyangkan, bahkan menyelam di parit di pertengahan malam, itu sudah menjadi makanan yang lumrah bagi kebanyakan peserta jaga malam, belu lagi saya yang harus menghormati bendera dari pagi hingga petang akibat terlelap sebentar akibat kecapean, itulah resiko untuk merubah hidup bagi saya khususnya.

Akhirnya saya mengkamuflase umur saya dan bisa ikut ronda malam dan juga  makan gaji dari hasil upahan ronda malam orang lain yang tidak menyanggupi karena alasan yang saya telah tulis tadi, akhirnya sudah beberapa minggu saya ronda malam didesa saya uang untuk masuk kesebuah perguruan tinggi dikota terkumpul dan ketika saat tamat SMA saya ajukan proposal kesana Alhamdulillah saya diterima dikampus tersebut dengan bermodalkan uang ronda malam saat itu, saat ini saya sudah menyelesaiikan studi saya dan mengajar disebuah sekolah di provinsi aceh dengan hasil yang mencukupi untuk keluarga saya. Saya tahu benar bagaimana saya harus bergelut dengan semua ini dengan kondisi yang tak bersahabat saat itu, akan tetap saat itu saya yakin bahwa ada kekuatan tuhan dibalik semua kelemahan dan perjuangan yang saya punya, maka dengan itu saya yakin saya terus berjuang walaupun hal terburuk yang terjadi dengan saya, itu semua terbukti apa yang terjadi dengan saya pada hari ini dan insyaallah kedepannya juga demikian adanya.

Itulah kadang-kadang komflik yang berkepanjangan kalau ditelisik secara halus halusnya maka tersirat makna yang tak mampu dilukiskan oleh ummat manusia didalamnya. didalamnya ada teguran, sapaan tuhan untuk ummatnya agar terjaga dalam terlelap dan melepas segala gundah gulana dikepalanya dengan hanya menggantung pada Tuhannya yang telah menjadikannya.
Syukuri nikmatNya lalu tebarkan kemuka dunia dan pesankan bahwa ada kekuatan tuhan yang sudah teruji keMaha Dasyatannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun