Syukur, Sikap Hidup yang Membuahkan Kebahagiaan

Ramadan adalah bulan yang sangat mulia. Bulan yang selalu dinanti oleh setiap Hamba. Banyak hal baik terjadi di bulan Ramadan. Sudah semestinya sebagai seorang Hamba kita harus bersyukur masih diberikan kesempatan untuk menyambut serta bertemu dengan bulan yang mulia ini.

Inilah yang telah hilang pada diri kita. Lupa bersyukur atas kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Meski mudah di ucapkan, nyatanya bersyukur itu tidaklah semudah yang kita bayangkan.

"Dan sedikit sekali dari Hamba-hambaku yang bersyukur." (QS.Saba'.13).

Banyak dari kita memaknai bersyukur hanya sebatas ketika dalam keadaan bahagia saja. Padahal, syukur yang sebenarnya adalah ketika kita mampu bersyukur dalam setiap kondisi apapun. Ketika bahagia, sedih dan sebagainya kita tetap di perintahkan untuk selalu bersyukur.

Apa itu syukur ?

Syukur bisa diartikan sebagai bagian dari terimakasih, lega dan bahagia. Dalam islam, rasa syukur itu identik dengan ibadah. Bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Secara istilah, syukur merupakan pemberian pujian kepada Allah SWT dengan cara taat dan tunduk kepada-Nya serta berserah diri atas segala ketentuannya.

Bersyukur itu tidak mudah. Namun, hal itu akan terasa mudah jika kita mau mengundang rasa syukur. Artinya, kita harus paham dulu bagaimana hakikatnya rasa syukur tersebut.

Mengenal Nikmat Allah

Ilustrasi syukur, Sumber [Bincang Syariah]

Sebelum jauh membahas cara bersyukur, lebih baik kita kenali dulu nikmat Allah. Jangan-jangan selama ini kita belum mengenal nikmat Allah sehingga kita tidak bersyukur.

Nikmat Allah itu sangatlah besar dan tidak ada batasnya. Jangan kita mengira nikmat Allah hanya diberikan ketika kita merasakan kebahagiaan saja, itu salah. Nikmat Allah juga diberikan ketika kita sedang dalam kesulitan. Selalu ada hikmah yang Allah berikan ketika kita dihadapkan dengan kesulitan, kesedihan dan kesempitan.

Untuk mengenal nikmat Allah, coba kita jawab pertanyaan berikut di dalam relung hati yang paling dalam.

1.Apakah saat ini Anda hidup dalam kecukupan ?