Pengantar
Kata orang 'bukan perpisahan yang disesali, tetapi yang disesali adalah mengapa kita pernah bertemu.' Sebuah pertemuan yang bermakna selalu meninggalkan kesan yang mendalam, apalagi itu di antara kaum muda.
Karena itu ada juga orang yang mengatakan buatlah agar pertemuan itu berkesan. Maksudnya agar sesudah pertemuan itu berakhir, ada sesuatu yang dihasilkan. Tentu saja bukan sekedar ada hasil tetapi hasil yang berdayaguna.
Maka untuk membuat sebuah pertemuan itu berkesan, orang mesti menentukan tujuan dan agenda yang jelas dari pertemuan tersebut. Selain itu perlu juga memastikan semua peserta yang akan mengikuti pertemuan tersebut siap dengan materi yang dibagikan sebelumnya.Â
Kalau ada panitia penyelenggara, perlu mengelola waktu dengan efektif. Dan pada waktu pertemuan dimulai hendaknya menciptakan suasana yang positif, kondusif, dan inklusif sehingga semua yang diharapkan mengikuti pertemuan itu terlibat secara aktif, sadar,dan penuh.
Setelah pertemuan itu, pastikan ada hasil berupa keputusan akhir yang jelas atau semacam action plan, serta lakukan follow-up untuk memastikan semuanya berjalan sebagaimana mestinya: buat apa, siapa yang terlibat, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana!
Nah, itulah hakekat dan tujuan dari sebuah pertemuan pada umumnya. Lantas, bagaimana kalau pertemuan itu dihadiri atau dirancang sendiri oleh orang-orang muda? Adakah sesuatu yang menjadi landasan dan tujuan yang hendak mereka capai?
Erich Fromm sebagaimana dikutip dalam John Powell mengatakan, 'Dicintai dan mencintai memerlukan keberanian: keberanian untuk menilai sistem nilai tertentu sebagai paling penting, dan berani mempertaruhkan segala sesuatu untuk nilai tersebut.'Â
Dengan kata lain, sesuatu nilai yang hendak dicapai itulah yang paling penting dan mewarnai seluruh aktivitas, misalnya pertemuan itu.Â
Nilai yang ingin dikejar Kaum Muda
Pertanyaan yang dimunculkan untuk menemukan judul dari tulisan ini : 'Di Kala Orang Muda Bertemu, apa saja yang mereka perbincangkan bersama.'
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, menurut para Sosiolog Kaum Muda, setidaknya ada 5 (lima) hal ini yang tidak pernah luput dari perbincangan kaum muda ketika mereka bertemu. Entah Anda setuju atau tidak, saya rasa kelima hal ini selalu menjadi topik yang dominan di antara topik-topik lainnya.
Kelima hal itu adalah sebagai berikut:
1. Â Hobi
Ketika para orang muda bertemu baik secara formal maupun non formal, percakapan mereka sering kali dimulai dengan topik ringan seperti hobi atau film untuk memecah kecanggungan sebelum beralih ke topik yang lebih dalam. Mereka saling menanyakan tentang hobi yang akan mengantar mereka menuju diskusi yang lebih mendalam.
Seperti yang dikatakan Meriam Belina dalam sebuah lirik lagunya bahwa mulanya biasa saja, namun lama-kelamaan pelan tapi pasti makin meluas dan mendalam hingga lebih dari pembahasan sekedar hobi.
Kitab Suci umat Kristiani menulis: "Bertolaklah ke tempat yang dalam."
2. Â Pekerjaan
Hal kedua yang selalu menjadi bahan diskusi di antara kaum muda ketika mereka bertemu adalah soal pekerjaan. Pekerjaan adalah ungkapan kepribadian seseorang. Karena itu orang muda akan selalu menanyakan kepada teman yang dijumpainya sudah bekerja, apa dan dimana? Sekecil apapun pekerjaan yang dilakukan seseorang akan mencerminkan kepribadiannya. Hal ini tentu berbeda bila seseorang belum atau tidak  bekerja.
Santo Paulus dalam suratnya mengatakan, "Siapa yang tidak bekerja janganlah ia makan." Tetapi siapa yang bekerja patut mendapat upahnya!
3. Â Kesehatan dan AgamaÂ
Hal lain yang tidak luput dari diskusi di antara kaum muda dalam setiap perjumpaan mereka adalah kesehatan dan agama. bagi kaum muda kesehatan itu segala-galanya. Semuanya tentu bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang paling maksimal bila memiliki kesehatan yang prima. Namun biarpun kaya tetapi sakit-sakit, tidak akan menikmati hasilnya dengan baik. Maka kesehatan bagi mereka merupakan investasi.
Demikian pun agama tidak luput dari perbincangan di antara kaum muda. Tidak hanya kaum muda yang agamis yang membahas agama dalam pertemuan mereka, tetapi karena agama merupakan pilar yang penting dalam kehidupan bersama. Kaum muda sering mempersoalkan agama dalam diskusi mereka.
4. Â Masa Depan yang cerah
Setiap orang mendambakan adanya masa depan yang cerah, termasuk kaum muda selalu bercita-cita mengenai masa depan yang cerah. Bagi mereka masa depan suram alias 'madesu' bukanlah tujuan dari kehidupan mereka. Karena itu banyak kaum muda yang selalu berjuang untuk memperoleh masa depan yang cerah.
5. Â Pasangan Hidup
Dan hal kelima yang tidak luput dari diskusi dalam pertemuan kaum muda adalah pasangan hidup. Setiap orang mendambakan pasangan hidup yang serasi. Pertemuan kaum muda bisa juga menjadi ajang mencari jodoh.
Karena itu di kala mereka bertemu tema pasangan hidup selalu tidak luput dari diskusi mereka. Â Pastor Vincent Wun mengatakan 'lebih baik menikah dengan pasangan hidup yang seagama, dari pada mencari pasangan yang tidak seiman. Sebab dalam Gereja Katolik, untuk mengurus mereka yang menikah dengan agama atau Gereja lain masih harus membutuhkan surat dispensasi dari Uskup selaku ordinaris wilayah.'
Karena hal itu kemudian akan menjadi soal dalam perjalanan hidup keluarga. Hal itu terbukti banyak artis yang menikah dengan pasangan hidup berbeda agama, akhirnya kandas di tengah jalan.
Bagaimana Menerapkannya
Tidak ada sesuatu yang instan dalam hal ini. Semuanya butuh perjuangan dan kerja keras. Â Karena itu semoga pelaksanaan Keuskupan Atambua Youth Day III (KAYD III) yang kini sedang berlangsung di Kota Kefamenanu dari tanggal 15 hingga 18 September 2025 bisa menghasilkan tekad yang kuat dan iman yang semakin mendalam. Semoga melalui mendiskusikan bersama ke-lima hal ini yang selanjutnya berguna bagi perjalanan menuju masa depan yang cerah.
Semoga bermanfaat.
Atambua: 15.09.2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI