Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Reshuffle Kabinet Merah Putih Dua Kementerian Paling Berdampak

9 September 2025   15:23 Diperbarui: 9 September 2025   15:23 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reshuffle Kabinet Merah Putih

SEBUAH langkah berani telah dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto me-reshuffle Kabinet Merah Putih pertama kali setelah hampir setahun dilantik. Untuk itu seharusnya membuat kita lebih optimis dari sebelumnya. Sebab kalau tidak mengapa dilakukan reshuffle, kalau hanya membuat bangsa ini lebih pessimis?

Tentu saja ada pertimbangan-pertimbangan politik, ekonomi dan keamanan yang telah diperhitungkan oleh Presiden sebelum melakukan sebuah tindakan reshuffle. Bukan hanya sekedar menjalankan tugas prerogative dari seorang Presiden.

Kalau kita membaca peta politik negara akhir-akhir ini, memang tindakan Presiden Prabowo melakukan reshuffle sudah tepat guna sedikitnya menjawabi 17+8 tuntutan yang disuarakan masyarakat Indonesia yang diwakilkan oleh para pendemo di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia lainnya itu.

Isu korupsi dalam kabinet, kenaikan harga pangan, serta tuntutan transparansi pengelolaan keuangan negara memang telah menjadi semacam bahan bakar protes masyarakat.

Publik Indonesia sedang berharap kiranya Reshuffle Kabinet Merah Putih bisa menjawab tuntutan-tuntutan  itu. Namun, kelihatannya banyak analis memandang langkah reshuffle ini lebih sebagai upaya Presiden Prabowo untuk meredakan ketegangan politik, dan bukan semata-mata untuk menata ulang arah kebijakan politik dan ekonomi bangsa.

Karena itu, Reshuffle Kabinet Merah Putih yang diumumkan hanya berselang seminggu atau dua minggu setelah gelombang demonstrasi bulan Agustus bisa menjadi senjata bagi Presiden Prabowo untuk menangkis berbagai tudingan dan permasalahan di Indonesia.

Dalam tulisan sederhana ini penulis lebih menyoroti dampak politik dan ekonomi yang mungkin akan ditimbulkan dari Reshuffle Kabinet Merah Putih khususnya pada dua pos kementerian strategis yaitu Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Budi Gunawan.

Mengapa saya katakan paling berdampak karena semua masyarakat Indonesia tahu sepak terjang kedua Menteri tersebut.

Dua Pos Menteri Strategis

Keputusan Presiden Prabowo untuk mencopot Sri Mulyani memang mengejutkan banyak pihak sebab ia dikenal sebagai tokoh yang berulang kali membawa stabilitas ekonomi, bahkan diakui di tingkat internasional. Sri Mulyani malah pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia.

Namun sebagaimana kita ketahui bahwa dalam beberapa bulan terakhir ia tidak mendapatkan lagi dukungan publik setelah muncul isu tunjangan perumahan DPR sebesar Rp50 juta per bulan dan kemudian muncul video beredar pernyataan Sri Mulyani bahwa guru itu beban negara yang menyebabkan kemarahan para guru di Indonesia.

Kebijakan itu dianggap tidak peka, terutama di tengah kenaikan harga pangan dan kesenjangan sosial yang makin terasa oleh masyarakat menengah ke bawah.

Hal ini menyebabkan gelombang protes rakyat hingga memicu terjadinya reshuffle besar ini. Banyak pihak melihat bahwa tampaknya melalui reshuffle ini Presiden ingin menunjukkan bahwa pemerintah tidak menutup mata terhadap suara masyarakat kecil.

Pergantian Menko Polkam, Budi Gunawan juga menjadi perhatian utama karena kementerian ini memegang kendali atas stabilitas keamanan nasional kita.

Mungkin Budi Gunawan dianggap gagal mengendalikan situasi keamanan selama demonstrasi pada pekan terakhir Agustus 2025. Ataukah hanya sekedar bersih-bersih kabinet untuk mengurangi pengaruh Solo? Bisa jadi sebab dalam politik segala sesuatu itu mungkin!

Karena itulah beliau digantikan sementara oleh Menteri Pertahanan yang dikenal memiliki kedekatan dengan Presiden Prabowo.

Maka bagi sebagian besar pengamat politik, ini merupakan suatu sinyal bahwa pemerintahan Prabowo lebih memilih jalur realisme politik daripada idealisme hukum.

Dari sisi ekonomi, posisi Menteri Keuangan lebih krusial lagi. Sri Mulyani yang dianggap sangat kredibel di mata internasional, digantikan oleh figur yang lebih dekat dengan lingkaran politik dalam negeri. 

Maka sontak reaksi internasional terhadap penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa langsung terlihat dari kinerja pasar yang langsung turun. 

Reaksi ini menegaskan bahwa persepsi Indonesia kehilangan figur "penjaga gawang fiskal" yang selama ini justru melekat pada sosok Sri Mulyani. Hal ini tentu akan meninggalkan tanda tanya besar bagi para investor terutama investor mancanegara.

Bagi publik, isu yang paling mendesak bukan sekadar pergantian nama, melainkan hasil nyata yang mau dicapai yakni apakah harga pangan akan turun, lapangan kerja akan bertambah, dan subsidi akan tepat sasaran.

Inilah gebrakan yang dinanti-nanti dari menteri yang baru. Sebab jika menteri baru tidak mampu memberikan jawaban dalam enam bulan pertama, legitimasi reshuffle bisa runtuh secepat kilat sebagaimana ia diangkat.

Dampak Politik dan Ekonomi

Para kritikus menilai bahwa pergantian menteri pada pos-pos strategis itu terlalu sarat dengan kepentingan politik. Hal ini diperkuat lagi dengan sinyal yang menunjukkan bahwa jatah kursi menteri pengganti sebagai "imbalan politik." Maka apabila pola pergantian ini yang terus berlanjut dalam pemerintahan Prabowo-Gibran, maka kabinetnya bisa terjebak dalam transaksional politik, bukan transformasi politik.

Tentu saja implikasi yang diakibatkan dari reshuffle, khususnya pada kedua pos strategis ini tidak kecil, sebab ke depan setiap kebijakan fiskal maupun keamanan akan dipertanyakan oleh publik. 

Apakah kebijakan itu lahir dari visi pembangunan, atau sekadar kalkulasi untuk menjaga keseimbangan dalam tubuh elite politik? Pertanyaan inilah yang membuat reshuffle menjadi lebih rumit dari sekadar rotasi para menteri dalam pemerintahan. 

Reshuffle kabinet pertama era Prabowo-Gibran merupakan momentum penting yang akan menentukan arah legitimasi pemerintahan lima tahun ke depan. Sebab selain membuka peluang konsolidasi kekuasaan dan upaya untuk merapikan barisan pendukung,  dan menata ulang visi pembangunan, juga akan memperlihatkan wajah dan gaya politik Prabowo-Gibran yang cenderung kompromistis dan sarat kepentingan di antara para elite.

Politik selalu berdampingan dengan ekonomi. Setiap implikasi politik sekaligus mendatangkan implikasi ekonomi. Karena politik selalu harus berbayar ekonomi. Karena keliru menempatkan orang pada tempatnya akan membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar.  "The right man on the right place" sebab "A man behind the gun"!  Keputusan yang berani mesti diikuti dengan dampak yang positif bagi kepentingan bangsa dan negara!

Semoga bermanfaat!

Atambua: 09.09.2025

  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun