Film Dilan 1990 memang fiksi, tapi ia merepresentasikan realitas kultural yang lebih besar. Cinta dalam film bukan sekadar cerita --- ia membawa makna, simbol, dan ideologi. Melalui kacamata Roland Barthes, kita belajar bahwa cinta itu bukan hanya perasaan, tapi juga hasil konstruksi budaya.
Maka pertanyaannya bukan lagi "siapa yang ingin punya pacar seperti Dilan?", tapi "apa yang sedang dikatakan budaya tentang cinta melalui Dilan?". Jawabannya mungkin tidak selalu manis, tapi pasti akan membuat kita lebih sadar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI