Sayangnya, Prabowo justru asyik bernostalgia dengan sistem pertahanan masa lalu sambil membangun narasi sebagai seorang nasionalis. Padahal pertanyaan "Bapak cinta tidak dengan negara ini" yang dilontarkan kepada Anies, justru menunjukkan dirinya bukan negarawan.
Kalimat demikian sering kita dengar dari mulut penguasa ketika dikritik, karena mereka menganggap dirinya adalah negara.
Ingat, penguasa bukan negara. dia hanya diberi mandat untuk menjalankan kekuasaan negara selama periode tertentu. Oleh karenanya mengkritik penguasa tidak ada kaitannya dengan cinta atau tidak seseorang pada negaranya. Apalagi sekedar pertanyaan terhadap paslon lain yang dalam kontestasi itu memiliki posisi setara. Tidak ada senior dan junior.
Kecintaan terhadap tanah air, kepada bangsa dan negara ini, tidak harus  ditunjukkan dengan ikut berperang, bersikap pasrah dan nrimo terhadap semua kebijakan penguasa. Taat membayar pajak, menjadi orang tua yang baik dalam mendidik anak-anaknya, berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan, adalah bagian dari kecintaan terhadap negara. Itulah sumbangsih terbesar warga bangsa terhadap negaranya.
Menjadi menteri, menjadi pejabat negara belum tentu pengabdian kepada negara. Dalam banyak kasus, jabatan-jabatan itu justru sebentuk ambisi yang diraih dengan mengaibaikan moral dan etika, demi tujuan pribadi.
Saya berharap pada debat terakhir antar capres, tidak lagi muncul dalih-dalih menyesatkan, berlindung di balik ungkapan konyol untuk menutupi ketidaksiapannya dalam berdebat.
Berdebatlah secara elegan, saling menawarkan ide dan gagasan sambil mengkritisi program kerja lawan. Jangan menganggap pertanyaan dan kritik lawan debat sebagai serangan pribadi.
Salam @yb
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI