Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Them", tentang Rasisme dan Kengerian yang Menyertainya

8 Juni 2021   01:10 Diperbarui: 8 Juni 2021   23:13 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu scene yang ada dalam serial "Them". Sumber: IMDb.com

Keanehan pun mulai dirasakan sejak hari pertama, terlebih ketika para tetangga mulai mengusik mereka dengan tindakan di luar batas. Rumah yang diharapkan menjadi tempat perlindungan mereka pun kini berubah menjadi neraka yang mengurung mereka di sana. Tak ada tempat untuk berlindung, berlari, bahkan melawan.


Mereka terkurung dalam status minoritas yang lantas memaksa mereka untuk tunduk pada kuasa mayoritas yang melebihi batas. Membuat masing-masing dari keluarga Emory merasakan depresi hebat bahkan mulai berhalusinasi yang tak jarang menuntun mereka ke dalam tindakan-tindakan yang berbahaya.

Empat roh jahat yang masing-masing mengganggu keempat anggota keluarga Emory lantas menjadi pertanyaan besar bagi diri mereka sendiri. Apakah mereka sungguh nyata? Apakah mereka justru menjadi jawaban atas pertanyaan mereka? Atau justru mereka ada karena mereka ada di atas tanah terkutuk?

Serial Horror yang Peka Terhadap Kesehatan Mental

Tak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini sudah semakin banyak film dan serial yang peka terhadap isu mental health atau mental illness. Di mana rata-rata juga meyajikan cerita yang cenderung kelam dan depresif. Sehingga dari tema yang dibawakan oleh Them sebenarnya memang tidak terlalu fresh.

Namun Them cukup sukses menggabungkan elemen drama dengan horror dan thriller sebagai bagian dari pengembangan cerita di tiap episodenya. Them berhasil memaksa kita untuk ikut ke dalam babak penderitaan keluarga Emory yang dimulai dari tindakan kecil yang terlihat sepele hingga klimaksnya berupa akumulasi kebencian dan ketakutan yang berujung pada gangguan kesehatan mental keluarga tersebut.

Dari gangguan kecil para tetangga seperti menyalakan radio keras-keras sambil berjemur di depan rumah keluarga Emory hingga usaha mereka untuk masuk dan merusak properti tersebut, sedikit demi sedikit berhasil memainkan perasaan kesal dan iba kita sebagai penonton terhadap apa yang dialami keluarga Emory. 

Bahkan stres dan depresi yang dialami mereka seakan juga bisa kita rasakan. Keluarga Emory jelas mengalami tekanan yang luar biasa dan para aktor di film ini tentu saja layak mendapatkan applause yang luar biasa atas akting mereka yang begitu memukau.

Vulture.com
Vulture.com
Di fase inilah unsur thriller dan horror kemudian dimasukkan, mewakili gambaran perasaan takut, depresi, dan gelisah yang kemudian berubah menjadi halusinasi. Ada 4 roh jahat yang masing-masing mewakili kesulitan juga kelemahan dalam diri mereka masing-masing.

"The Black Hat Man" yang selalu menampakkan diri kepada Lucky dan memiliki benang merah atas tanah tempat rumah mereka berdiri. Kemudian ada "The Tap Dance Man" yang menjadi semacam manifestasi atas kemarahan yang menjadi titik lemah Henry Emory.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun