Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Music of Silence" dan Arti Perlawanan terhadap Keterbatasan

21 Mei 2020   19:20 Diperbarui: 21 Mei 2020   19:20 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: auccavaran.com
sumber gambar: auccavaran.com
Ditambah dengan tempaan dari sang Maestro (Antonio Banderas) yang mampu mempengaruhi cara pandangnya akan hidup dan talenta yang dimilikinya, maka semakin kuatlah Amos bersikap dan yakin akan jalan hidup yang dipilihnya.

Semangat, ambisi, dan keengganannya untuk menyerah, kelak bisa menjadi inspirasi bagi setiap orang di mana hal tersebut tertangkap dengan apik melalui cerita pada film ini.

Tak Ada Ruang Bagi Keterbatasan

 

sumber gambar: foxx-media.com
sumber gambar: foxx-media.com
Secara teknis sejatinya tak ada yang benar-benar spesial dari The Music of Silence. Ia berjalan sebagaimana film biopik pada umumnya, pun dengan penceritaan satu dimensi saja yaitu dari sudut pandang Andrea Bocelli atau Amos Bardi semata. Ada penceritaan dari sisi ibu dan ayahnya, namun porsinya hanya sebagai pelengkap konflik dan tidak membuka dimensi penceritaan baru.

Bisa dibilang The Music of Silence menawarkan kesederhanaan suatu cerita layaknya cerita sejarah masa lalu atau cerita populer yang sering kita dengar dari orang tua kita. Sederhana, langsung pada tujuan, apa adanya, dan pastinya mudah dimengerti.

Karena tujuan besar dari film ini memang berada pada pesan yang dibawanya melalui karakter Amos Bardi itu sendiri. Bagaimana kehadirannya menjadi interpretasi atas perlawanan terhadap keterbatasan diri. Amos Bardi membuat keterbatasan bahkan yang tersulit sekalipun, nampak tak memiliki lagi ruang di kehidupannya.

Dengan keterbatasan penglihatannya, Amos Bardi nyatanya bisa menempuh jalan kesuksesan yang bahkan orang dengan kesempurnaan fisik sekalipun belum tentu bisa melalui jalan yang sama. Ambisi dan keyakinan Amos mampu membuat setiap orang fokus pada talentanya bukan keterbatasannya.

Bahkan Amos juga mengajarkan kita tentang arti sebuah proses dan kesabaran dalam menghadapi dunia yang keras ini. Karena dengan talenta yang sebegitu luar biasanya sekalipun, bukanlah menjadi jaminan untuk bisa langsung mengecap kesuksesan. Jalan pintas bukanlah jawaban.

sumber gambar: makingcinephiles.com
sumber gambar: makingcinephiles.com
Butuh waktu yang tidak sebentar, bahkan dalam hal ini Amos Bardi baru mendapatkan kesuksesan tersebut di atas usia 30 tahun.

Proses lah yang kelak menempa mental dan cara pandang seseorang terhadap kehidupan. Apakah mau menyerah di tengah jalan atau tetap maju melampaui segala batasan yang menghadangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun