Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

New Normal

4 Juni 2020   16:11 Diperbarui: 4 Juni 2020   23:49 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tidak. Mama selalu masak begitu. Tidak pakai bumbu jadi. Mama bikin bumbu sendiri." Uraiku menegaskan.

Jadi begitu, pembaca yang terhormat. Itu situasiku kalau mama ada di kosku. Mungkin mama ingin menyenangkan anak laki satu-satunya yang dipunyai. Bukan mungkin. Tapi memang iya. Jadi aku menikmati saja dengan segala ucapan syukur punya mama yang luar biasa perhatiannya padaku. Terima kasih Tuhan. Terima kasih mama!

Selain makanan, mama juga memperhatikan penampilanku. Dia selalu merapikan pakaian yang akan kukenakan kala akan pergi. Entah ke kampus atau ke tempat tertentu. Semisal ke tempat ibadah atau ke pesta. Atau sekedar menemui dosen. Atau menemui siapa pun. Intinya ketika aku keluar dari rumah harus terlihat bersih dan rapi. Harus sedap dipandang. Kira-kira begitulah pikiran mama.

Semua yang terbaik yang ingin mama lakukan padaku. Dari ruang tidur. Urusan makan. Penampilan. Dan semua pernak-pernik yang melekat padaku. Dan segala yang kulakukan mama ikut memperhatikan. Dia hanya mempersiapkannya. Selanjutnya terserah aku.

Keputusan tetap di tanganku. Kecuali kalau ada yang tidak beres menurut pemandangannya, dia akan memberi masukan atau kritik yang membangun. Kupikir wajar. Tidak ada orangtua yang ingin melihat anaknya jelek. Atau tampil acak-acakan. Itu sangat manusiawi. Naluri keibuan senantiasa menuntun kepada kebaikan.

Keadaan ini tidak bertahan lama. Hanya selama hari libur mama. Maka akupun hanya menikmati hidup bermanja-manja selama kurang lebih dua minggu. Selama mama ada bersamaku di kos. Di Kupang. Apa boleh buat.

Hari ini aku mengantar melepas mama di dermaga. Mama kembali pulang ke kampung halaman dengan kapal feri. Aku dengan berat melepas mama pergi. Tapi mama harus pulang dalam kesibukannya sebagai guru kelas enam di kampung. Selain itu, mama milik papa. Aku tak berhak menahannya berlama-lama di kos. Di Kupang.

Aku pun kembali pada kehidupan yang normal, new normal. Kehidupan sebagaimana sedia kala. Kehidupan dengan pemandangan sebelum mama datang. Memasuki tata kehidupan yang tak tertata. Kehidupan new normal ala anak kos.

Selamat menyongsong memasuki era new normal!
   

Tilong-Kupang, NTT
Kamis, 4 Juni 2020 (16.43 wita)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun