Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

New Normal

4 Juni 2020   16:11 Diperbarui: 4 Juni 2020   23:49 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap bangun pagi sudah tersedia sarapan. Teh manis panas dan kue-kue basah jajanan pasar. Atau nasi goreng telor. Biasanya juga mama yang bangunkan kalau sarapan sudah siap. Lalu aku bersih-bersih diri baru menyantapnya dengan lahap sebelum berangkat kampus. Selalu sedap apa yang dibuat mama.

Pulangnya aku tak perlu berlelah-lelah. Mama sudah siapkan menu makan siang. Menu yang selalu berganti-ganti. Antara daging, ayam, ikan atau telur. Dikombinasikan dengan sayuran hijau segar.

Sayur pun tidak selalu sama dari hari ke hari. Selalu juga berganti-ganti. Ada sayur putih, kangkung, daun kelor, dan lainnya. Mama suka memasangkan mencocokkannya dengan lauk tertentu.

Kalau mama buat lauk kering, tak berkuah maka sayuran selalu berkuah. Sayuran berkuah biasanya sayur bening. Sedangkan kalau lauknya berkuah maka sayurnya hanya ditumis kering Atau lalapan.

Dan tak pernah ketinggalan masakan mama adalah sambal. Itupun berganti-ganti antara sambal goreng. Sambal terasi. Sambal luat (campuran racikan cabe, bawang merah, daun kemangi dan jeruk nipis atau jeruk purut). Atau lawar (kombinasai menggiurkan dari cabe, bawang merah, irisan tomat, irisan daun bawang dan daun kemangi).

Wow, kawan! Anda hanya membaca deskripsiku saja air liurmu sudah mengalir deras bukan? Apalagi aku. Begitulah setiap hari ketika mama ada di Kupang. Nanti kapan-kapan kalau mama ada, aku akan undang kalian datang ke kosku. Biar Anda juga ikut merasakan sekaligus membuktikan bagaimana kenikmatan yang aku ceritakan ini. OK?

Kenapa masakan mama senantiasa nikmat? Setelah kuperhatikan secara cermat ternyata mama tidak menggunakan penyedap berbahan kimia. Dia selalu meracik bumbu sendiri dari bahan-bahan yang dibeli di pasar. Di antaranya: Kunyit, lada, pala, langkuas, sereh, jahe, dan lainnya. Mama memang cekatan.

Karena bumbu racik maka ketika mama sedang memasak anak-anak kos di sekitarku terhipnotis dengan aromanya. Kata temanku di suatu kesempatan: "Tercium aromanya saja sudah cukup membuatku kenyang."

Sekali saat temanku ke rumah saat mama lagi masak. Melihat kesibukan mama meracik berbagai macam bumbu, dia bertanya: "Ada pesta apa?"

Aku malah balik bertanya: "Dari mana tahu kalau ada pesta di sini?"

"Itu. Mamamu lagi sibuk siapkan maskan-masakan pesta. Enak nih!" Katanya setengah menahan liurnya biar tak meleleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun