Mohon tunggu...
Yokran Mellu
Yokran Mellu Mohon Tunggu... Guru

Aku lebih takut dengan seseorang yang memegang pena (penulis) dari pada prajurit yang bersenjatakan lengkap". -

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ada Rapuh yang Tetap Terlihat Rapih

13 September 2025   10:00 Diperbarui: 13 September 2025   16:30 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dinamika kehidupan sehari-hari, keteraturan kerap menjadi tolak ukur bagi kenyamanan dan ketertiban. Akan tetapi, tidak semua hal selalu dapat berjalan dengan mulus atau tampak serba teratur. Ada kalanya aktivitas berlangsung dalam suasana rapu, yang sekilas terlihat tidak tertata. Namun demikian, kondisi rapu tidak selalu identik dengan kekacauan. Pada titik tertentu, terdapat rapu yang justru tetap terlihat rapi karena mampu dikelola dengan baik.

Fenomena ini dapat ditemukan dalam berbagai ruang kehidupan. Di lingkungan sekolah, misalnya, kegiatan belajar-mengajar sering berlangsung dalam suasana penuh interaksi. Diskusi antar siswa, tumpukan buku di meja, hingga catatan yang berserakan mungkin tampak tidak rapi dari luar. Namun, di balik suasana tersebut sesungguhnya terdapat keteraturan proses pembelajaran. Setiap percakapan, tulisan, dan aktivitas memiliki tujuan jelas, yakni memperdalam pengetahuan dan mengasah keterampilan siswa. Dengan demikian, rapu yang terlihat bukanlah bentuk kekacauan, melainkan bagian dari dinamika belajar yang produktif.

Hal serupa juga dapat ditemui dalam kehidupan rumah tangga. Proses memasak di dapur, misalnya, menampilkan pemandangan berbagai bahan dan peralatan yang tersusun tidak beraturan. Namun, setiap unsur memiliki fungsi dan urutan penggunaannya. Hasil akhirnya adalah sajian makanan yang terhidang dengan baik di meja makan. Dalam konteks ini, rapu yang tampak justru mengandung rapi yang terencana.

Pakar manajemen, Peter Drucker, pernah menyatakan bahwa "efisiensi adalah melakukan sesuatu dengan benar, sedangkan efektivitas adalah melakukan hal yang benar." Pandangan ini memperkuat bahwa tidak semua yang tampak rapu berarti salah. Selama proses yang dijalankan memiliki arah dan tujuan, maka hasil akhirnya tetap dapat rapi, efisien, dan efektif.

Sosiolog Emile Durkheim pun menekankan pentingnya keteraturan sosial yang muncul dari interaksi, meskipun terkadang tampak tidak stabil. Interaksi yang dinamis dapat menciptakan harmoni baru, menunjukkan bahwa di balik keruwetan, ada sistem yang tetap bekerja menjaga keseimbangan.

Konsep "ada rapu yang tetap terlihat rapi" mengajarkan bahwa kerapian sejati tidak selalu tercermin pada kesan visual yang steril atau kaku. Kerapian dapat hadir dalam bentuk keteraturan proses, manajemen yang baik, serta orientasi yang jelas terhadap tujuan. Dengan pengelolaan yang tepat, suasana rapu tidak menjadi penghalang, melainkan wadah yang memungkinkan kreativitas, kerja sama, dan produktivitas berkembang.

Pelajaran penting yang dapat dipetik ialah bahwa dalam kehidupan sosial maupun pribadi, ketertiban bukan hanya soal penampilan luar, tetapi juga tentang bagaimana suatu proses dijalankan dengan kesadaran dan tanggung jawab. Rapu dapat menjadi rapi apabila dikelola dengan penuh kedewasaan, serta diarahkan pada tujuan yang positif.

Pada akhirnya, keberadaan rapu yang tetap rapi menunjukkan bahwa kehidupan tidak selalu menuntut kesempurnaan, melainkan keseimbangan. Dengan kemampuan mengelola dinamika yang ada, manusia dapat menciptakan harmoni, meski di tengah situasi yang tampak berantakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun