Mohon tunggu...
Yohan Mataubana
Yohan Mataubana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Seseorang dari Lekebai

2 Februari 2023   15:28 Diperbarui: 2 Februari 2023   15:32 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan wajah Frans Seda. Ilustrasi Kompas.id.

:Mengenang Frans Seda

Di ruang sederhana ini. Aku menatap kertas-kertas lusuh.

Membayang Ine Sipi Soa dan Ame Paulus Setu di nian tanah Sikka

sedang memikul kakao, berjalan seribu kilo sambil menenun air mata leluhur.

Aku anak Lekebai. Sebuah kampung yang jauh dari air matamu
tetapi merasa sebangsa, sesuku,seiman

Sejak kecil aku jauh dari bisik politik

Tetapi selalu ingin berbisik

Sesekali ingin meneriaki badai

Di negeri ini

Tetapi angin gelombang ombak di negara ini

Tak kuatnya dari sebuah peringatan tombak

Di atas mulut pemerintah

Itu sebabnya aku ingin mengulang  Padre belanda berkotbah

Ora et Labora.

Itu sebabnya ubi kayu membuatku paham

Cara Tuhan meletakan hidup yang baik itu-jika dinikmati dengan dua tangan.

Di ruang sederhana ini aku ingin bernyayi

"Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya, Indonesia sejak dulu kala, selalu di puja-puja bangsa"

Mengingat kakiku yang dulu ditusuk duri mendaki bukit

Menguras keringat dan senyum anak-anak berpakaian lusuh.

Itu sebabnya aku ingin lahir sebagai pejuang. Sebagai lelaki yang tak ingin

Senyum bak matahari terbit itu dipadamkan oleh rakyat bersenapan bengis.

Tak ingin kematian memenjarakan  benci.  Tak ingin kelaparan membubuhi hati bangsa

Di ruang sederhana ini.

Aku FRANSISKUS SAVERIUS SEDA.

Akan mengisahkan cara terbaik mencintai P.A.N.C.A.S.I.L.A

2022

Tentang penulis

Yohan Mataubana berasal dari Nusa Tenggara Timur. Sekarang sedang melanjutkan pendidikan di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun