> "Kami hanya ingin hidup, bukan melawan negara," teriak seorang ibu di tengah kericuhan.
Tapi suara itu tenggelam di balik sirene dan gas air mata.
---
Bagian III: Bendera Bajak Laut, Simbol yang Ditakuti
Menjelang 17 Agustus, bendera hitam dengan tengkorak putih---simbol bajak laut "One Piece"---berkibar di berbagai daerah. Sebuah simbol protes kreatif, sederhana, namun penuh makna.
Bagi rakyat, itu adalah cara mengungkapkan: "Negeri ini dikuasai perompak." Perompak bukan dari laut, melainkan dari gedung-gedung ber-AC, dari kursi empuk parlemen, dari lingkaran elit yang hidup nyaman di atas penderitaan rakyat.
Namun pemerintah justru gemetar. Mereka menyebut bendera itu sebagai ancaman terhadap negara, bahkan mengancam akan menindak para pengibarnya.
Ironis. Di negeri demokrasi, bendera fiksi dianggap lebih berbahaya daripada fakta nyata: rakyat lapar, pendidikan mahal, kesehatan sulit dijangkau.
Simbol yang seharusnya dibaca sebagai kritik malah ditafsir sebagai penghinaan. Padahal, rakyat sedang berbicara dengan bahasa yang paling mudah: sindiran.
---
Bagian IV: DPR, Sarang Kemewahan di Tengah Penderitaan