Oleh: Yohanes Manhitu
Untuk tubuh membara
Panas!
Keringat mengalir perlahan,
membasahi tubuh berkulit gelap.
Aspal di jalan pun mencair,
membuat jejak roda tampak nyata.
Panas!
Itulah yang dirasakan di Jakarta;
itulah sisi lain dari sang ibu kota.
Tapi, orang berbondong ke sini
karena ingin belajar 'tuk hidup.
Panas!
Ialah sahabat karib polusi kota;
ia akrab dengan kolusi meraja.
Demikianlah suhu sang ibu kota:
tempat sedih mengharap senang.
Jakarta Selatan, 3 Juni 2003