Mohon tunggu...
Yohana M.A.Bana
Yohana M.A.Bana Mohon Tunggu... Pengawas Kemenag Kota Kupang

Menulislah Sekarang,Sebarkan Inspirasimu ke Mata Dunia. ( Selamat datang di Blog ini,temukan artikel,cerita dan refleksi yang dirancang untuk memotivasi anda menulis dan berbagi ide-ide berlian dalam dunia. Bergabunglah dengan kami dalam perjalanan ini untuk menginspirasi dan menggerakkan perubahan melalui kata-kata).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Catatan Perjalananku Menbangun Branding ASN Berintegritas

26 Juni 2025   05:09 Diperbarui: 26 Juni 2025   08:26 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu, udara di Kota Kupang terasa bersahabat. Langit belum terlalu terik, dan angin musim tengah tahun menyapa lembut dedaunan di halaman kantorku. Saya duduk di depan meja kerjaku, membuka laptop, dan membaca ulang catatan refleksi yang kutulis sejak awal tahun 2025. Saya  membuka bloggerku halaman pertama kompasiana, yang sudah lama tidak membukanya karena berbagai kesibukan.  Di layar muncul kalimat yang akhir- akhir ini begitu kuat menggetarkan hatiku:

"Jadikan Branding Diri Investasi Masa Depan."

Saya termenung dan merenung sejenak. Kata-kata ini bukan sekadar semboyan dalam kegiatan Cuan 2025, melainkan cermin perjalanan hidup dan panggilan tugasku sebagai seorang ASN, pengawas Pendidikan Agama Kristen di Kementerian Agama Kota Kupang. Hal yang sangat mengganggu pikranku dan bathinku adalah sejak  hari senin, aku mengikuti Apel disiplin pegawai Negeri Kementerian Agama Kota Kupang. Pembina apel saat itu dipimpin oleh KTU . Beliau dalam sambutannya menekankan tentang:

1. Menjadi ASN yang sadar yakni sadar diri, posisi, tupoksi,kompetisi,dan kontribusi.

Menurut saya:

* Sadar diri itu kita perlu  kenali siapa diri kita. Kita ini abdi negeri dan pelayan umat. Tugas kita bukan saja melakukan kegiatan-kegiatan rutinitas tetapi lebih dari itu merupakan Amanah dari Tuhan.

* Sadar Posisi itu Saat ini posisi kita sebagai apa? Jika posisi kita sebagai pelaksana,analisis,pengawas atau pejabat struktural lainnya semuanya memiliki peran yang sama dalam  menjalankan  roda pelayanan. Apapun jabatan yang dipercayakan kepada kita,perlu melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.

* Sadar Tupoksi Kita tidak boleh salah arah dalam melaksanakan tugas kita.Kita jangan hanya hadir secara fisik tanpa melakukan sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan tupoksi kita. Kita benar -benar sadar dan hadir untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi  kita secara penuh dan bertanggungjawab.

* Sadar Kompetisi. Kita perlu bersaing secara sehat dan terus mengembangkan diri. Apalagi kita hidup diera kompetisi ini. Kita perlu mengikuti perkembangan teknologi . Jangan kita hanya diam dan pesimis tetapi perlu optimis dalam segala hal.

* Sadar Kontirbusi Kita tidak hanya hebat dalam berbicara tetapi kita juga harus hebat dalam melakukan. Kita juga harus membawa Solusi ketika mengahadapi berbagai tantangan Marilah menjadi pribadi yang memberikan nilai tambah dalam lingkungan kerja di mana kita berada.

  2. Menjadi ASN yang sembuh dari berbagai penyakit mental yang melemahkan integritas. Salah satu contoh penyakit yang dialami ASN seperti: penyakit Kudis yakni Kurang Disiplin dan berbagai penyakit lain lagi yang sering dialami oleh seorang ASN. Semoga kita dapat menjadi ASN yang bukan hanya hadir secara jasmani, tetapi juga berjiwa besar,melayani dengan hati dan membawa terang di Tengah  Masyarakat.  Setelah apel saya  benar-benar sadar dan ingin berubah.  Saya mulai menata kembali hidupku, ingin berbuat yang lebih mengesankan. Setiap kunjungan sekolah, setiap pertemuan dengan guru, setiap ibadah pagi, bahkan setiap langkah kecil yang kuambil setiap hari semuanya kini menjadi bagian dari bangunan besar bernama "branding diriku."  Awalnya saya belum paham benar dengan Branding. Branding itu  saya mengira Pencitraan, namun jauh lebih dalam dari itu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,brand (merek) dijelaskan "sebagai tanda yang dikenal oleh pengusaha ( pabrik,produsen,dan sebagainya) pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal;cap(tanda)yang menjadi pengenal untuk menyatakan nama dan sebagainya."      

Memulai dengan Kesadaran Diri

Awal tahun 2025 aku membuat keputusan yang tampaknya sederhana, tapi sebenarnya sangat strategis: mulai mendokumentasikan dan membagikan perjalanan harianku sebagai ASN. Bukan untuk pamer, tapi untuk merekam jejak. Saya mulai menulis refleksi setelah melakukan supervisi, mengabadikan momen kunjungan ke sekolah-sekolah, menyapa guru-guru dengan semangat, dan membagikan pesan-pesan singkat penuh motivasi. Semua itu kususun dengan konsisten di laporan, media sosial internal, dan dokumen pribadi.

Saya menyadari bahwa branding bukanlah soal membuat nama menjadi besar, tapi soal membuat nilai-nilai hidupku semakin berdampak.

Dari Sekolah ke Sekolah: Mengalirkan Semangat

Tugas harianku tidak pernah monoton. Saya  mengunjungi sekolah-sekolah, dari SMP di pinggir kota hingga SMA unggulan di tengah kota. Setiap sekolah punya cerita, dan setiap guru punya pergumulan. Saya hadir bukan hanya sebagai pengawas yang menilai administrasi, tapi sebagai sahabat yang memberi semangat dan menjadi bagian dari perjuangan mereka.Kadangkala harus  bergumul bersama mereka-mereka yang sementara mengalami kendala dalam kegiatan belajar mengajar,dan lain sebagainya.

Dokumen Pribadi RPS SMK 8
Dokumen Pribadi RPS SMK 8
Saya teringat saat mengunjungi SMK Negeri 8 Kupang, melihat RPS simulator pesawat yang membuatku kagum. Atau saat berjalan kaki pagi bersama teman-teman di Taman Nostalgia, membuang sampah bersama sebelum bekerja, tertawa kecil sambil membahas rencana supervisi. Semua momen itu mengalirkan sukacita yang sederhana tapi sangat berarti.
Jalan Kaki bersama teman di taman Nostalgia (Dokumen Pribadi)
Jalan Kaki bersama teman di taman Nostalgia (Dokumen Pribadi)

 Itulah yang kemudian kusadari sebagai bagian dari branding diriku: hadir dengan ketulusan, memberi semangat, dan menghadirkan suasana yang menyenangkan di tengah rutinitas.

Setiap Laporan Adalah Jejak Bernilai

Tahun 2025 adalah tahun di mana Saya makin serius membangun branding diri dengan cara yang otentik. Saya mulai menyusun  laporan kegiatan secara terstruktur, membuat artikel reflektif, dan menulis narasi-narasi pendek tentang kunjungan sekolah. Bahkan pertemuan sederhana seperti supervisi di SMA Negeri 9 dan 8 Kupang atau menghadiri Apel Kesadaran pada tanggal 17 setiap bulan pun kutulis dengan nada reflektif yang menyentuh.

Supevisi di SMA negeri 9 (Dokumen Pribadi)
Supevisi di SMA negeri 9 (Dokumen Pribadi)

Supervisi di SMA Negeri 8 (Dokumen Pribadi)
Supervisi di SMA Negeri 8 (Dokumen Pribadi)
Saya percaya bahwa ketika kita menuliskan hal baik, dunia akan ikut merasakan dan mengenang jejak itu. Branding diri adalah tentang meninggalkan kesan yang membangun dan bukan karena pencitraan, tapi karena konsistensi menjalankan nilai.

Saya  merasa bertumbuh bersama guru-guru hebat. Saya sangat diberkati karena setiap hari aku dikelilingi oleh guru-guru Pendidikan Agama Kristen yang luar biasa. Mereka bukan hanya guru, tapi pejuang pendidikan dan pewarta kasih Kristus di sekolah. Melalui perjumpaan dengan mereka, saya belajar bahwa branding diri tidak dibangun sendirian. Saya  dibentuk oleh relasi, oleh interaksi, dan oleh kolaborasi.

Saat memberi motivasi kepada guru-guru PAK yang menghadapi tantangan di tengah keterbatasan, saya sadar bahwa branding juga soal suara: suara yang menguatkan, bukan menghakimi; suara yang membangun, bukan menjatuhkan. 

Saya tidak ingin branding diriku hanya dikenal karena tulisan-tulisanku atau karena dokumentasi foto-foto kegiatan. Saya  ingin dikenang sebagai pribadi yang tulus, konsisten, dan penuh semangat melayani. Saya ingin ketika seseorang menyebut namaku, mereka langsung mengingat kebaikan, kejujuran, dan semangat pembaruan.Jadi branding diri bukan kemasan,tetapi karakter.

Bagiku, branding diri adalah ekspresi karakter. Ia harus lahir dari dalam dan tampak melalui perbuatan nyata.

Saya menolak menjadi pribadi yang hanya aktif di permukaan tapi kosong di kedalaman. Maka setiap tulisan, setiap cerita, bahkan setiap laporan pun harus jujur, otentik, dan bermakna.

Materi hari pertama dalam Cuan 2025 ini seperti menguatkan semua proses yang sudah kulalui. Saya tidak sedang memulai dari nol, tapi sedang menyadari bahwa perjalanan yang selama ini kutempuh adalah investasi branding yang sudah ditanam pelan-pelan. Semoga Cuan 2025 ini merupakan momen penting yang terus mendorongku untuk tetap konsisten.

Cuan bukan hanya soal keuangan atau keterampilan, tetapi soal bagaimana kita menyiapkan diri untuk masa depan dengan cara yang bernilai. Bagiku, branding adalah tabungan sosial dan spiritual yang akan menuai kepercayaan, kolaborasi, dan pengaruh.

Saya percaya bahwa masa depan itu tidak datang dengan sendirinya. Ia harus disiapkan dari sekarang. Branding diriku sebagai ASN yang berintegritas adalah bagian dari membangun jalan menuju masa depan yang gilang-gemilang.

Saya  tidak tahu ke mana Tuhan akan membawaku beberapa tahun ke depan. Terutama dalam meraih golongan IV/d. Saya ingin sampai di sana dengan rekam jejak yang bersih, dengan cerita yang indah, dan dengan warisan nilai yang dikenang.

Dan juga saya  ingin masa depanku bukan hanya penuh capaian jabatan, tapi penuh kesan kebaikan.

Branding Lahir dari Integritas Akan Menghasilkan Pengaruh yang Abadi Sepanjang Masa

Branding diri bukan sesuatu yang dibentuk dalam semalam. Ia berjalan dalam waktu yang cukup panjang dan berkesinambungan. Ia adalah hasil dari langkah-langkah kecil yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketulusan. Tidak perlu gaya hidup yang berlebihan bahkan mencari pujian yang sia-sia atau ingin menjadi sorotan atau viral. Tidak perlu menjadi yang utama. Integritas adalah fondasi dari segala bentuk reputasi yang tahan uji. Ketika saya  hidup dan bekerja dalam integritas, maka tanpa harus bersuara keras, dunia akan mengenal nilai yang kuhidupi.

Integritas membuat branding bertahan. Integritas menjadikan kepercayaan terus tumbuh. Dan dari sanalah pengaruh yang  lahir bukan pengaruh semu, tetapi pengaruh yang akan tetap dikenang, dihargai, dan diteladani sepanjang masa.

Penutup: Aku Sedang Menjadi

Hari ini aku menulis ini sebagai catatan diriku sendiri. Catatan tentang bagaimana aku belajar menjadi pribadi bernilai, bukan karena gelar, bukan karena pangkat, tapi karena karakter.

Aku sedang menjadi. Aku sedang membangun. Aku sedang menabur.

Dan ketika saatnya tiba untuk menuai, aku percaya hasilnya akan jauh lebih besar dari yang kubayangkan. Branding yang lahir dari integritas, akan menghasilkan pengaruh yang abadi. Terima Kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun