Catatan Perjalanan Selembar Puisi
Angin siang mendayu
Langit enggan berkata
Aku makin takut menerima kenyataan
Daun pun enggan menjatuhkan raganya
Apakah ini kepedihan seorang penyair?
Kupu-kupu hitam menutup Hujan
Ketika hujan, air enggan membasuh luka
Sehabis hujan, langit enggan menyambut pelangi
Kusaksikan awan menggelap lagi
Akan ada hujan lagi
Tidak ada keinginan, selain melihat biru
Itu adalah hak yang harus dibayar
Waktu terus berjalan,
Dan aku terus menulis
Biarkan kuhapus yang tidak diinginkan
Itulah hak prerogatif setiap insan
Biarkan aku berbeda denganmu
Bukan berarti kita musuh