Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Catatan Perjalanan Selembar Puisi

19 Juni 2021   12:40 Diperbarui: 19 Juni 2021   15:39 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Augustinus Hari (barta1.com)

Catatan Perjalanan Selembar Puisi

Angin siang mendayu
Langit enggan berkata

Aku makin takut menerima kenyataan
Daun pun enggan menjatuhkan raganya

Apakah ini kepedihan seorang penyair?
Kupu-kupu hitam menutup Hujan

Ketika hujan, air enggan membasuh luka
Sehabis hujan, langit enggan menyambut pelangi

Kusaksikan awan menggelap lagi
Akan ada hujan lagi

Tidak ada keinginan, selain melihat biru
Itu adalah hak yang harus dibayar

Waktu terus berjalan,
Dan aku terus menulis

Biarkan kuhapus yang tidak diinginkan
Itulah hak prerogatif setiap insan

Biarkan aku berbeda denganmu
Bukan berarti kita musuh

Aku tersenyum, kau tersenyum
Dia tersenyum, kita tersenyum

Malang, 19 Juni 2021
Puisi Yoga Prasetya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun