Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ruang Tak Bernama (Bagian 2)

2 Maret 2025   02:35 Diperbarui: 2 Maret 2025   02:35 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Perhatian yang Berbeda

Hari-hari berlalu, dan Anya mulai menyadari sesuatu yang tak biasa. Raka masih sama seperti dulu---tenang, pendiam, dan selalu ada saat ia membutuhkan bantuan. Tapi kini, ada hal-hal kecil yang terasa berbeda.

"Baru pulang meeting?" tanya Raka begitu Anya kembali ke meja kerjanya.

Anya mengangguk. "Iya, tadi lumayan lama."

"Tadi sama siapa aja?"

Pertanyaan itu terdengar biasa, tapi ada sesuatu dalam nada suara Raka yang membuat Anya menoleh.

"Ya, biasa, sama tim finance dan HRD. Kenapa?"

Raka menggeleng. "Nggak, cuma nanya aja."

Sekilas, Anya tidak terlalu memikirkan hal itu. Tapi seiring waktu, pertanyaan-pertanyaan semacam itu semakin sering muncul. Jika ia keluar kantor untuk makan siang, Raka akan bertanya ia pergi dengan siapa. Jika ia pulang lebih awal, Raka akan menanyakan alasannya. Jika ada rekan kerja pria yang datang ke mejanya untuk berdiskusi, Raka akan menatap mereka sedikit lebih lama dari seharusnya.

Suatu sore, saat Anya hendak pulang, Raka tiba-tiba muncul di depan lift.

"Kamu langsung pulang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun