Mohon tunggu...
Pena Wimagati
Pena Wimagati Mohon Tunggu... Mahasiswa dan Jurnalis

Tulis, Baca, Nyanyi dan Berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

'STEFANUS PAPUA': Membumikan Iman Kristianisme Radikal

2 Juni 2025   07:30 Diperbarui: 2 Juni 2025   07:41 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Vatikan, KWI dan Uskup-uskup di Papua segera lakukan investigasi dugaan Keterlibatan Pemimpin Hirarki Gereja Katolik Keuskupan Agung Merauke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berdampak pada Ekosida, Spiritsida, Etnosida dan Genosida di Tanah Adat Anim Ha, Selatan Papua.

4. Kami Umat Katolik Papua Masih Membutuhkan Uskup Orang Asli Papua di Tiga Keuskupan, yaitu: 

(1). Keuskupan Agung Merauke 

(2). Keuskupan Agats-Asmat

(3). Keuskupan Manokwari-Sorong

Menjiwai Denyut Kristianisme Polikromatik

Mengutip buku Tamayo, salah satu konsep pamungkasnya dalam buku 'Kristianisme Radikal' itu adalah konsep kristianisme polikromatik, yaitu konsep kristianisme yang menyatukan lima semangat universal.

Merah

Merah, berkaitan dengan keadilan sosial dan pembelaan terhadap kaum tertindas. Kotbah-kotbah dan karya-karya Uskup Bernard selalu bersenyawa dengan gerakan aktivis kemanusiaan dan ekologi. Ia dekat dengan kerja-kerja kebenaran, keadilan, kedamaian, kemanisiaan, dan keutuhan ciptaan. Mengimani Yesus Kristus, berarti bersedia menjadi pejuang kemanusiaan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan. 

Merasa diri anak Tuhan, murid Kristus, namun kehidupan selalu mendukung kekerasan, pelanggaran HAM, dan deforestasi berarti patut dipertanyakan status keimanan kita. Warna merah, dalam refleksi liturgis, berarti simbol pengorbanan, kemartiran, dan kepemimpinan. Menjadi anak domba yang siap dikorbankan atau mengorbankan diri bagi selamat dunia.

Hijau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun