Mohon tunggu...
Yenisilsila
Yenisilsila Mohon Tunggu... Universitas Negeri Surabaya

Saya sebagai mahasiswa aktif Universitas Negeri Surabaya, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis, Prodi S1 Ekonomi. Saya sangat menyukai dengan kegiatan yang berbau kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Suku Bunga Terhadap UMKM Indonesia

20 Mei 2025   20:18 Diperbarui: 20 Mei 2025   20:18 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut (Hill, 2001) UMKM memainkan peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia: 1. Memberikan  sumbangan  yang  signifikan  dalam  menyerap  tenaga  kerja;  2. Pemerintah  Indonesia  menempatkan prioritas lebih tinggi untuk UMKM; 3.Potensi sumbangan UMKM dalam mengembangkan usaha yang dilaksanakan oleh  pribumi  asli;4. Pentingnya  formulasi  kebijakan  perekonomian  yang  sesuai  dengan  karakteristik  UMKM;  5. Harapan atas kontribusi UMKM untuk meletakkan dasar bagi pertumbuhan industri; 6. UMKM terbukti lebih tahan terhadap krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun 1997-1998 (Sosial et al., 2022). Hubungan suku bunga terhadap kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) karena terdapat interaksi antara permintaan dan penawaran dana pinjaman yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah pinjaman dan tingkat bunga. Tingkat bunga adalah harga yang harus dibayar atas penggunaan loanable funds. Loanable funds adalah dana yang tersedia untuk dipinjamkan, atau disebut juga dana investasi (Karunia, 2016).

Dalam mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia (BI) telah meningkatkan suku bunga beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir. Meski langkah ini secara makro dianggap penting, dampaknya tidak merata bagi seluruh pelaku ekonomi. Salah satu kelompok yang terdampak langsung adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang merupakan pondasi utama ekonomi nasional. Sebagian besar UMKM bergantung pada pembiayaan dari lembaga keuangan formal seperti bank. Saat suku bunga acuan BI meningkat, bank turut menyesuaikan bunga kredit, sehingga cicilan pinjaman UMKM ikut meningkat. Berbeda dengan perusahaan besar yang memiliki cadangan modal atau akses ke pasar obligasi, UMKM umumnya memiliki arus kas terbatas dan margin keuntungan yang tipis. Bahkan sedikit kenaikan biaya pinjaman saja bisa berdampak besar pada kelangsungan usaha mereka. Dapat disimpulkan bahwa mereka sangat bergantung pada pembiayaan kredit dari bank.

Inflasi dan suku bunga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan UMKM (Purba et al.,2022; Ramadani et al., 2020). Dalam Teori Keynes, inflasi terjadi disebabkan oleh gaya hidup masyarakat yang melampaui batas kemampuan ekonominya sehingga menyebabkan pengeluaran agregat terlalu besar (Ramadani et al., 2020). Inflasi merupakan masalah serius bagi kestabilan perekonomian suatu negara, dimana akan menyebabkan harga -harga barang menjadi naik, turunnya nilai mata uang, meningkatnya angka pengangguran, dan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat (Nova, 2022; Rosa & Idwar, 2019). Kenaikan inflasi membuat biaya keuangan dalam UMKM semakin tinggi, sehingga dapat berpengaruh pada kelangsungan usaha. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan UMKM (Romadhoni et al., 2020) (Alius et al., 2023).

Beberapa Dampak langsung kenaikan suku bunga terhadap UMKM :

  • Biaya Pinjaman Meningkat

Ketika suku bunga naik, biaya pinjaman yang harus dibayar UMKM juga naik. Misalnya, pelaku usaha kuliner yang sebelumnya membayar cicilan Rp3 juta per bulan bisa mengalami lonjakan menjadi Rp3,5--4 juta. Ini menyulitkan pengusaha dalam mengatur keuangan, terutama di sektor-sektor yang sangat kompetitif dan pelaku UMKM yang baru memulai usahanya.

  • Ekspansi Usaha Tertunda

Dengan beban pinjaman yang lebih tinggi, banyak pelaku UMKM memilih menunda ekspansi usaha, pembukaan cabang baru, atau pembelian peralatan. Akibatnya, pertumbuhan bisnis melambat dan potensi penciptaan lapangan kerja pun berkurang.

  • Penurunan Permintaan Konsumen

Kenaikan suku bunga tidak hanya berdampak pada pelaku usaha, tetapi juga pada konsumen. Dengan meningkatnya bunga kredit konsumtif, daya beli masyarakat ikut menurun, dan ini memukul sektor-sektor UMKM yang menjual produk non-primer.

Peningkatan suku bunga merupakan kunci untuk mempertahankan stabilitas ekonomi negara. Namun, dampak negatifnya pada sektor riil, khususnya UMKM, tidak dapat diabaikan. Tanpa adanya dukungan kebijakan yang menyeluruh dan mencakup semua, pelaku usaha kecil dapat terjerumus dalam ketidakpastian makroekonomi. Kerjasama antara kebijakan moneter dan kebijakan riil sangat penting agar usaha menjaga stabilitas tidak merugikan pendorong utama ekonomi Indonesia (UMKM).

Ekonomi FEB UNESA / 2024B

REFRENSI :

Alius, M., Shofia, A., Triha, H., Satria, T. F., Harma, B., & Mulia, J. R. (2023). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Angkatan Kerja, Inflasi dan Suku Bunga terhadap Jumlah UMKM. Indonesian Journal of Multidisciplinary on Social and Technology, 1(3), 290--296. https://doi.org/10.31004/ijmst.v1i3.232

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun