Mohon tunggu...
Yohanes Budi
Yohanes Budi Mohon Tunggu... Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/menua-bersama-senja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Pohon Kurma dan Burung Gereja

21 Desember 2024   04:42 Diperbarui: 21 Desember 2024   04:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah sore di bawah bayangan pohonnya,

dua makhluk ajaib sedang bercengkrama tanpa sungkan:

Aku bosan dengan bunyi loncengnya, bikin pekak telinga,

kata burung gereja kepada pohon kurma.

Aku pun tersiksa dengan panas yang mendera tubuhku, hampir setiap hari,
balas pohon kurma.

Burung gereja berkata lagi: Jika begitu, izinkan aku memayungimu dengan sayapku.

Mendengar bicaranya, pohon kurma tertawa terbahak.

Sungguh mulia hatimu, puji pohon kurma tanpa sungkan. Katanya lagi: Jika begitu, izinkan aku menjadi rumah bagimu dan anak-anakmu saat kelak mereka hadir ke dunia.

Sekarang burung gereja yang tertawa, sambil mengepakkan sayapnya dengan riang.
Sebentar kemudian, berlaksa burung gereja datang dari segala penjuru, membubung di atas pohon kurma, lalu membentuk formasi serupa payung raksasa menahan terpaan angin dan terik panas.

Angin pun berhembus di sela-sela ranting dan dahan kurma,
Mengibas-ngibaskan daunnya dengan lembut,
Selembut hati mereka berdua.

Dan, sejak itulah, burung gereja beranak pinak dan tinggal tetap di setiap dahan pohon kurma, hingga menghasilkan buah berlimpah di setiap musimnya.

Cinangka, 18.12.2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun