Prof. Hajo A. Reijers:
"Tidak! BPM tradisional masih dibutuhkan, terutama di industri yang membutuhkan stabilitas dan kepatuhan tinggi, seperti perbankan dan pemerintahan!"
Prof. Mathias Weske:
"Setuju! Regulasi dan kebijakan tetap membutuhkan struktur BPM yang jelas, karena AI tidak bisa menggantikan kebutuhan akan aturan yang transparan!"
Cak Lontong:
"Wah, jadi meskipun AI makin pintar, kita tetap butuh BPM yang terstruktur untuk memastikan semuanya berjalan sesuai regulasi?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Tepat sekali! AI bisa membantu mengoptimalkan proses, tapi tidak bisa menggantikan fondasi BPM yang sudah ada!"
Round 3: Masa Depan BPM -- Perpaduan atau Revolusi?
Cak Lontong:
"Jadi, kalau kita bicara 10--20 tahun ke depan, apakah AI dan BPM akan berkolaborasi, atau AI akan menggantikan BPM sepenuhnya?"
Prof. Mathias Weske:
"Prediksi saya, masa depan BPM adalah perpaduan, bukan revolusi! BPM akan tetap ada, tapi semakin cerdas dengan bantuan AI!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Saya setuju! AI akan menjadi otak tambahan untuk BPM, bukan menggantikannya!"
Cak Lontong:
"Jadi masa depan bukan tentang AI melawan BPM, tapi AI dan BPM bekerja bersama untuk menciptakan proses bisnis yang lebih cerdas?"
Prof. Mathias Weske:
"Tepat! Masa depan adalah AI-Augmented BPM!"
Kesimpulan Segmen 3: Masa Depan BPM = AI + Manusia!
Cak Lontong:
"Oke, dari segmen ini kita bisa simpulkan:
Hyperautomation akan menggabungkan BPM, AI, dan RPA untuk efisiensi maksimal!
BPM akan semakin adaptif dengan AI yang bisa menyesuaikan proses bisnis secara real-time!
Tapi BPM tradisional tetap dibutuhkan untuk regulasi dan stabilitas bisnis!
Masa depan bukan AI menggantikan BPM, tapi AI dan BPM bekerja sama untuk hasil yang lebih baik!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Betul! AI akan memperkuat BPM, bukan menggantikannya!"