Romi Satria Wahono: Langkah pertama adalah memahami dulu visi dan misi perusahaan. Enterprise Architecture itu harus selaras dengan tujuan bisnis. Jadi, sebelum menerapkan EA, perusahaan harus punya gambaran yang jelas: mau ke mana arahnya? Mau tumbuh di bidang apa? Mau pakai teknologi apa?
Cak Lontong: Oke, jadi EA ini nggak bisa ujug-ujug langsung diterapkan tanpa rencana. Nah, kalau rencana sudah ada, lalu apa yang harus dilakukan?
Romi Satria Wahono: Setelah visi dan misi jelas, langkah berikutnya adalah melakukan audit IT dan bisnis. Perusahaan harus tahu dulu sistem apa yang sudah ada, mana yang berfungsi dengan baik, dan mana yang harus diperbaiki atau diganti.
Cak Lontong: Berarti ini seperti orang yang mau diet ya? Sebelum mulai, harus timbang badan dulu, cek pola makan, baru tahu apa yang perlu diperbaiki!
Romi Satria Wahono: Betul sekali, Cak! Kalau nggak ada evaluasi dulu, nanti dietnya malah salah, yang kurus bukan badannya, tapi dompetnya!
Cak Lontong: Hahaha, benar juga! Oke, langkah pertama visi dan misi, lalu audit IT dan bisnis. Apa langkah berikutnya?
Romi Satria Wahono: Setelah audit, perusahaan perlu menentukan framework EA yang akan digunakan. Ada beberapa framework yang populer, seperti:
- TOGAF (The Open Group Architecture Framework) -- Ini framework yang paling banyak dipakai di dunia.
- Zachman Framework -- Fokus pada struktur dan hubungan antar elemen organisasi.
- FEAF (Federal Enterprise Architecture Framework) -- Biasanya dipakai oleh lembaga pemerintahan.
Cak Lontong: Jadi, ini seperti memilih metode diet, ya? Ada yang pakai metode A, ada yang pakai metode B, yang penting tujuannya sama: sehat dan efisien!
Romi Satria Wahono: Tepat sekali, Cak! Pilihan framework ini tergantung kebutuhan perusahaan. Nggak bisa semua perusahaan pakai framework yang sama.
Cak Lontong: Wah, menarik sekali! Tapi sabar, kita lanjutkan setelah pesan-pesan berikut ini! Tetap di "Mikir Bareng Cak Lontong"!
Jeda Iklan ....