Sebuah Catatan - Penulis: Yanti thea
      Â
        "Ada apa ini?"
        "Mohon izin Bu, ada razia. Tadi kami menemukan bungkus makanan dan minuman pembagian MBG (Makan Siang Bergizi) jatah takjil siswa. Kemungkinan salah satu pelakunya ada di kelas ini."
        "Astagfirullah. Kok bisa ya puasa-puasa..."
        "Iya Bu, mereka pada mokel di dekat toilet belakang."
        "Mokel?"
        "Iya Bu, mokel alias godin."
        Aku terpaksa menghentikan KBM yang belum setengah jam berlangsung. Meskipun aku tidak tahu pasti apa itu mokel bin godin, namun sepertinya pernyataan salah seorang petugas OSIS tersebut membuat otakku cukup bisa menyimpulkan apa maksudnya. Aku pun mempersilakan anak-anak OSIS dan MPK melakukan razia. Jika makanan pembagian MBG ditemukan tak lengkap, maka mereka dapat dicurigai pelaku mokel atau godin tadi.
        Sekitar lima belas menit razia berlangsung. Namun tak ada siswa yang jadi terduga. Gatal rasanya lidah ini kalau tak menceramahi murid-muridku setelah itu.
        "Alhamdulillah, tidak ada yang jadi pelaku mokel atau godin di kelas ini. Ibu sangat mengapresiasi kalian. Namun Ibu tetap ingin mengingatkan bahwa puasa itu harus menjaga diri dari semua perilaku yang tidak pantas. Jangan sampai kalian tergoda dengan hal-hal seperti tadi. Ingat Allah SWT Maha Melihat, ya."
        Benar-benar kasus yang membuat kami mengurut dada setelah menangkap beberapa  siswa yang terlibat. Ke mana saja itu orang tuanya selama ini? Kurang bagaimana lagi guru di sekolah  mengajarinya perihal akhlak? Beruntung siswa-siswa kelas 9 ini tak membuat aib. Kalau ia, sudah habis kuceramahi seharian! Namun pihak sekolah tentu menindaklanjuti kasus ini. Upaya pendidikan akhlak harus lebih dipertegas terutama bagi anak-anak yang terlibat. BP, OSIS dan wali kelas  kemudian sibuk menggarap mereka bersama orang tuanya.
***
        Bergaul dengan anak-anak ABG setiap hari selalu saja mendapat kejutan baru. Baik dari segi bahasa bahkan tingkah laku. Tak selamanya kita bisa berperan sebagai guru dalam menghadapi berbagai kasus, tapi juga menjadi teman mereka. Tentu kalau kita menginginkan sebuah kasus cepat selesai. Yah, usia remaja memang penuh ego dan selalu ingin didengarkan bukan dihakimi.
        Selain tingkah anak didik yang kadang-kadang nyeleneh, penemuan bahasa planet sering juga memusingkan kami. Seperti dua istilah baru kudapatkan hari ini dan terus terngiang di kepalaku yaitu mokel dan godin. Dua kata ini aku dengar di waktu yang berbeda. Istilah godin aku dengar tahun lalu dari anak pertamaku. Katanya sih godin itu makan siang-siang di waktu puasa. Namun aku belum sempat bertanya, nemu di mana istilah itu. Dugaanku pastilah dari medsos. Yang jelas dalam KBBI istilah godin ini belum tercatat.
        Nah, kalau mokel sendiri aku baru mengetahuinya hari itu. Secara kebetulan pagi tadi sebelum berangkat ke sekolah aku membaca istilah mokel dari WA anakku yang kedua di WAG Keluarga. Gara-garanya sih kakak perempuannya -- anak pertamaku -- mengirimi dia pose dirinya sedang sarapan pagi. Astagfirullah, keusilan kakaknya memang kelewatan. Bisa-bisanya dia menggoda adik laki-lakinya yang sedang puasa apalagi jauh dari orang tua. Mentang-mentang dia lagi dapat discount puasa. Lagi pula, mana ada anak laki-laki dapat jatah discount kayak dia. Foto yang dikirim sang kakak cuma direspon "Ih mokel". Hmm, dari sini aku paham kalau mokel ini tidak jauh berbeda dari godin.
        Penasaran dengan istilah aneh anak zaman now, lain hari aku coba konfirmasi sama si bungsu -- anak keempatku -- yang baru duduk di kelas 2 SD. Biarpun bontot, dia punya perbendaharaan kata yang lumayan juga biasanya.
        "Zam, tahu enggak apa arti mokel?"
        "Tahu dong, Mah."
        "Apa?"
        "Mokel singkatan dari mode kelaparan. Itu tuh Mah, orang-orang yang suka makan siang-siang di bulan puasa."
        "Oalah..."
        Eh beda lagi jawabannya sama anakku yang ketiga. Jawaban anak gadisku yang satu ini katanya mokel adalah monyet kelaparan. Mana yang benar? Entahlah. Yang jelas arti dari keduanya  sama-sama kelaparan!
        "Lalu, apa artinya godin, Teh?"
        "Godin mah godaan Udin, Mah," ujarnya sambil ngakak.
        "Waduh keterlaluan, Teh! Masa ustadz di sekolah dibawa-bawa? Emang Pak Ustadz gak pernah puasa? Awas lho Teh, Mamah laporin sama Pak Ustadz, ya? Pencemaran nama baik itu!"
        Mendengar ancaman ibunya, anakku yang super cuek itu malah menjawab sekenanya.
        "Eh, siapa suruh namanya Udin..."
        Hmm, ini anak memang tak mau kalah.
        Lain waktu iseng-iseng aku meminta Neng Meta AI untuk menggambarkan mokel atau godin. Nah, ini dia hasilnya. Tarara...
Ternyata menurut pemahaman Neng Meta, mokel atau godin adalah seekor kucing yang lucu.
        So, yang kurang gaul itu siapa, ya? Aku, KBBI atau Neng Meta?  (YR)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI