Cerpen Remaja - Penulis: Yanti thea
"Byurrr ..."
      Sebuah batu sebesar kepalan tangan orang dewasa dilempar ke sungai. Seorang anak lelaki memandanginya dengan napas terengah.
      "Ah! Orang-orang benar, aku jelek, hitam, pincang lagi. Tidak ada yang pantas aku banggakan. Hu ... hu ... hu ..." Remaja tanggung berkulit gelap itu merutuki diri dengan derai membasahi pipinya. Kembali diambilnya batu lain yang lebih besar dan ...
      "Hup!"
      Belum sempat batu itu dilemparkan ke sungai, seseorang menahan pergelangan tangannya dari belakang. Dia terkejut. Serta merta tubuhnya berbalik. Sesosok lelaki tua tengah berdiri sambil tersenyum.
      "Kakek," serunya dengan mulut sedikit terbuka.
      "Ada apa, Jang? Sepertinya di sini agak sedikit mendung ya ..." ujar Kakek Asmawi sambil memegang bahu cucunya dengan erat.
      "Tak ada apa-apa, Kek. Ujang cuma kesal saja."
      "Apa yang kamu kesalkan, cucuku? Coba cerita sama kakek," ucap kakek  penasaran. "Sini, duduk di samping kakek."