Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

(Fabel) Penghuni Hutan Memeluk Hujan

11 November 2021   09:27 Diperbarui: 11 November 2021   09:33 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: jigsawsdelivered.com.au/Ravensburger

"Sebenarnya pasang ads melanggar hukum, tidak, Can?" tanya Kanguru Emas.

"Tidak, Kang Mas, tapi bila dia mengatakan pisang yang dijualnya musa ingens padahal pisang susu, yang ditindak adalah penipuannya, bukan pasang ads-nya," jelas Macan.

Kanguru Emas manggut-manggut lalu menatap Monyet dengan iba.

"Berapa kaubeli pisang itu, Nyet?" 

"Satu juta," Monyet makin menunduk lesu.

"Haaa?!" seluruh binatang terperanjat, termasuk Beruang yang dari tadi asyik meringkuk di gua menikmati sendunya hujan.

Suara nyaring Sigung memekakkan telinga Monyet, "Mahal sekali! Dan dari mana kau punya uang sebanyak itu, Nyet?" 

"Aku rajin menggambar manga tentang hutan dan kukirim ke majalah dinding yang tayang di tepian telaga hutan sebelah," Monyet masih menunduk.

Binatang-binatang saling berpandangan, tidak mengira Monyet pandai mencari uang hanya dari manga.

"Manga itu apa, Can?" tanya Celeng pada Macan. Binatang yang lain juga menunggu jawaban Macan sebab mereka pun taktahu manga.

Macan berdehem penuh wibawa dan mengangkat tangan depannya lalu menggaruk-garuk tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun