Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Atlet Esports Disebut Pro Player atau Pro Gamer?

25 Oktober 2021   17:16 Diperbarui: 25 Oktober 2021   17:23 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu studio balap milik Legion of Racers, tim tempat Ramstig direkrut jadi pro player. Foto: akun Instagram @legionofracers

Penyematan kata pro, yang merujuk pada kata "profesional" karena gamer dan player ini menjadikan gim sebagai pekerjaan penuh waktu.

Selain itu kata pro juga untuk membedakan mereka dengan orang yang hanya main bareng (mabar) bersama teman atau yang main gim untuk iseng.

Kita tidak bakal disebut pro gamer walau sudah main ratusan level di Candy Crush. Pun kalau kelompok mabar kita menang PUBG Mobile lawan kelompok lain, tidak menjadikan kita pro player.

Beda pro player dan pro gamer secara kasar mata dapat dilihat dari cara kerja dan keterlibatan mereka di dunia esports.

Kontrak

Pro player terikat kontrak dengan tim esports dan bergabung untuk jangka waktu tertentu, baik sebagai roster atau stand-in.

Pro gamer Indonesia yang masih aktif, tapi tidak terikat kontrak dengan tim esports manapun adalah Annialis yang bermain di Fortnite.

Satu pro gamer yang "pindah haluan" jadi pro player adalah Daffa AB. Daffa direkrut oleh JMX Phantom setelah dia memenangkan Indonesia Digital Motorsport Championship di kelas yang paling bergengsi, Seeded A.

Pro gamer Ramstig juga direkrut oleh Legion of Racers, tim dari Singapura, setelah jadi runner-up di turnamen yang sama dengan Daffa. Kini dia disebut sebagai pro player.

Jenis Game

Pro gamer main di gim yang hanya butuh satu pemain dan biasanya bergenre Battle Royale, Massively Multiplayer Online (MMO), atau Simulasi.

Pro player main di genre Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) yang butuh kerja sama tim seperti League of Legends, Mobile Legends, atau Dota 2.

Singkatnya, pro gamer main di genre perorangan. Sedangkan pro player, baik gim beregu atau gim perorangan yang dia mainkan, selama terikat kontrak dengan tim esports dia tetap disebut pro player.

Penghasilan

Pro gamer dapat duit dari turnamen yang mereka menangkan. Kadang mereka dapat "endorsement" atau paid promote di akun medsos mereka dari perusahaan atau distributor yang berhubungan dengan gim.

Pro player dapat gaji dari manajemen tim esports sesuai kontrak. Pada tim esports profesional, pro player tetap dibayar meski mereka kalah pada satu turnamen. Sementara di tim esports amatir, bayaran untuk pro player tergantung kesepakatan bersama.

Sampai saat ini ada 21 tim esports profesional yang ada dalam daftar PB ESI (Pengurus Besar E-Sport Indonesia). 

Ke-21 tim itu punya divisi yang memainkan gim yang berbeda, misal tim The Pillars punya divisi PUBG Mobile, Free Fire, dan Mobile Legends. Penggemar band Noah pasti tahu kalau The Pillars adalah tim bikinan vokalis band itu, Ariel.

Lalu bagaimana kalau pro gamer dan pro player masuk timnas dan membela negara? Disinilah mereka disebut sebagai atlet esports.

Pro player dan pro gamer yang mewakili kota/kabupaten atau provinsi pada turnamen nasional juga disebut atlet karena esports sudah diakui sebagai cabang olahraga.

Namun, kita orang awam boleh saja menyebut para pro ini dengan gamer, player, atau atlet esports jika kebetulan sedang membicarakan tentang esports. 

Tidak perlu dibikin ribeud karena esports memang hal baru di Indonesia walau ga baru-baru amat, sih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun