Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pro Kontra Transformasi Kurmer Menjadi Kurnas

2 Maret 2024   04:45 Diperbarui: 2 Maret 2024   05:39 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PRO KONTRA TRANSFORMASI KURMER MENJADI KURNAS

*Oleh : Salmun Ndun,S.Pd. Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Kurikulum merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan yang berperan sebagai instrumen untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal. Sejarah penerapan kurikulum di Indonesia berorientasi pada beberapa basis. Pertama, kurikulum berbasis rencana pembelajaran digunakan pada 1947, 1952, 1964, dan 1968 yang mendorong patriotisme dan nasionalisme. Kedua, kurikulum berbasis tujuan digunakan tahun 1975, 1984, 1994, dan 1997 yang berorientasi untuk mendorong pembelajaran aktif melalui metode cara belajar siswa aktif. Ketiga, kurikulum berbasis kompetensi digunakan 2004, 2006, dan 2013. Keempat, Kurikulum Merdeka (Kurmer) yang mulai digunakan 2022 yang fokus pada literasi, numerasi, dan pendidikan karakter. Saat ini rencana transformasi Kurmer menjadi Kurnas dikritisi sehingga menimbulkan pro dan kontra di publik pemerhati pendidikan.

Memahami Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka merupakan inisiatif pendidikan yang diperkenalkan di Indonesia sejak Januari 2022, bertujuan untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada sekolah dan pendidik dalam menentukan isi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan karakteristik siswa. Seiring perkembangan waktu, pemerintah Indonesia merencanakan transformasi Kurikulum Merdeka (Kurmer) menjadi Kurikulum Nasional (Kurnas). Transformasi ini bertujuan untuk menciptakan keseragaman pendidikan di seluruh wilayah Indonesia serta memastikan kualitas pembelajaran yang konsisten dan merata di semua daerah. Meskipun Kurmer memberikan keleluasaan bagi sekolah dalam menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan lokal, transformasi menjadi Kurnas diharapkan dapat meningkatkan standar pendidikan secara keseluruhan dan memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang sama terhadap pembelajaran berkualitas.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, mengusulkan inisiatif kebijakan baru yang disebut "Merdeka Belajar". Keputusan untuk mendorong pembelajaran mandiri adalah langkah yang tepat menurutnya. Alasannya didasarkan pada temuan dari Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) tahun 2019, yang menunjukkan bahwa siswa Indonesia menempati peringkat keenam dari bawah di antara 79 negara, dan berada di urutan ke-74 dalam hal literasi dan numerasi. Oleh karena itu, Mas Nadiem mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan dasar, termasuk numerasi, literasi, dan pembentukan karakter.

Saat ini, Kurmer sudah diterapkan di sebagian sekolah negeri maupun swasta. Lantas apa keunggulan Kurmer sehingga mau ditetapkan menjadi Kurnas? Melansir dari laman Direktorat Pendidikan SMP Kemendikbudristek, Rabu (28/2/2024) memaparkan alasan menerapkan Kurmer secara nasional di 2024 Penjelasannya bahwa Kurmer adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Pro Kontra Kurmer menjadi Kurnas

Transformasi Kurmer menjadi Kurnas mengundang sejumlah argumen pro dan kontra yang perlu dipertimbangkan secara cermat. Sejumlah publik mempertanyakan kelayakan Kurmer menjadi Kurnas yang rencana diresmikan di tahun 2024. Muncul  beragam argumen bernada pro dan kontra atas rencana transformasi tersebut. Pentingnya pembahasan pro dan kontra terkait perubahan ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang konsekuensi dari transformasi tersebut. Diskusi pro dan kontra memungkinkan kita untuk mengevaluasi manfaat potensial dari Kurikulum Nasional dalam menciptakan keseragaman dan meningkatkan kualitas pendidikan, sekaligus mempertimbangkan dampak kehilangan kearifan lokal, ketidakfleksibelan, dan potensi ketidaksesuaian dengan kondisi lokal yang mungkin terjadi. Dengan demikian, pembahasan pro dan kontra menjadi penting dalam menginformasikan keputusan dan kebijakan terkait transformasi Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Nasional.

Pihak yang pro terhadap transformasi Kurmer menjadi Kurnas beranggapan bahwa penciptaan keseragaman dan konsistensi dalam sistem pendidikan di seluruh Indonesia. Dengan adanya Kurnas, semua sekolah akan mengikuti standar kurikulum yang sama, sehingga memastikan bahwa setiap peserta didik memiliki akses yang sama terhadap pembelajaran yang berkualitas tanpa terpengaruh oleh faktor geografis atau sosial-ekonomi. Keseragaman ini juga memungkinkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki kualitas pendidikan secara lebih efektif karena standar yang sama diadopsi di seluruh negara. Selain itu, dengan kurikulum nasional, pengelolaan dan evaluasi pendidikan menjadi lebih efisien karena mengurangi birokrasi terkait dengan pembuatan kurikulum di tingkat daerah.

Salah satu kontra dari transformasi Kurmer menjadi Kurnas adalah potensi kehilangan kearifan lokal dan budaya daerah dalam pembelajaran. Kurmer memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan lokal serta memasukkan materi yang mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal. Namun, dengan adopsi Kurnas yang seragam, ada risiko bahwa materi-materi tersebut akan terpinggirkan atau diabaikan, sehingga mengancam keragaman budaya dan identitas lokal. Selain itu, Kurnas cenderung kurang fleksibel dan terbatas dalam menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan serta kondisi spesifik di masing-masing daerah. Hal ini dapat menghambat inovasi dan perkembangan dalam pendidikan yang dihasilkan oleh keragaman lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun