Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adopsi "My Body My Choice" dari Legalitas Aborsi sampai Menolak Vaksinasi

26 September 2021   12:19 Diperbarui: 26 September 2021   12:19 3218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Protes terhadap aturan hukum yang membatasi aborsi di Minnesota, AS. Foto: MP$ News File.

Salah satu gerakan yang mengadopsi My Body My Choice yang paling disorot dunia adalah yang terjadi di Pakistan yang bertujuan melawan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan.

Momen itu bertepatan dengan Hari Wanita Internasional 8 Maret 2018 lalu.

Melalui My Body My Choice, perempuan disana melakukan long march guna melawan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan atas nama "kehormatan".

Jutaan perempuan di Pakistan telah mengalami kekerasan mulai dari penculikan, pemerkosaan, penyiksaan, sampai pembunuhan yang dilakukan karena para perempuan itu dianggap telah melanggar kehormatan.

Gerakan Mera Jism Meri Marzi (my body my choice) di Pakistan yang digagas sejak 2018. Foto : Pakistan Today
Gerakan Mera Jism Meri Marzi (my body my choice) di Pakistan yang digagas sejak 2018. Foto : Pakistan Today

Perempuan Pakistan sering kehilangan akses terhadap pendidikan, kesehatan, tidak mendapat peluang ekonomi dan terus-menerus hidup di bawah ancaman kekerasan dari laki-laki. Ironisnya, kekerasan itu banyak datang dari keluarga.

Gerakan serupa terjadi di Prancis. Para muslimah mengampanyekan My Body My Choice supaya mereka dapat memakai jilbab tanpa kuatir dapat diskriminasi atau perlakuan kasar.

Di Indonesia, my body my choice digunakan selebgram Awkarin untuk berpose dengan underwear.

Apapun yang ada di dunia pasti mengalami perubahan. Siapa sangka, my body my choice yang tadinya ditujukan untuk laki-laki, sekarang dipakai kaum wanita untuk mendapatkan haknya, bahkan diaku-aku jadi milik mereka yang menolak memakai dan vaksinasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun