Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Membangun Kesadaran Sosial Anak yang Memiliki Privilese

11 Maret 2023   15:27 Diperbarui: 15 Maret 2023   20:19 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi keluarga sedang mendidik anak (freepik/pressfoto)

Sekarang ini, kita sering mendengar kata "privilese" atau "keistimewaan" yang menjadi topik hangat dalam pembicaraan tentang kesetaraan sosial. Namun, tidak semua orang menyadari bahwa keistimewaan ini bisa dimulai sejak dini, bahkan pada anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang terlindungi dan berkecukupan.

Saya masih ingat ketika saya menghadiri sebuah acara ulang tahun teman keponakan saya. Anak itu berusia 8 tahun dan lahir dari keluarga yang sangat berada plus orangtuanya adalah pejabat. Acara ulang tahunnya diadakan di sebuah taman bermain eksklusif dengan atraksi yang sangat mahal. melihat betapa senangnya dia bermain, tanpa menyadari bahwa tempat itu sebenarnya bukanlah tempat yang bisa dijangkau oleh semua orang.

Kisah ini hanyalah satu contoh kecil tentang bagaimana keistimewaan sejak dini dapat memengaruhi cara anak memandang dunia dan orang lain di sekitarnya. saya ingin membahas pentingnya membangun kesadaran sosial pada anak yang hidup dalam lingkungan keistimewaan, serta memberikan beberapa cara untuk membantu anak-anak tersebut mengatasi privilese sejak dini.

Ternyata, apa itu privilese tidak hanya sebatas keistimewaan dalam hal materi atau uang. Privilese juga bisa berasal dari latar belakang ras, agama, atau budaya, dan ini dapat memberikan keuntungan atau akses yang tidak dimiliki oleh orang lain. Hal ini dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dan cara pandangnya terhadap dunia.

Tanda-tanda seseorang yang berprivilese pun bisa bervariasi. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka berprivilese, karena hal itu telah menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Beberapa tanda-tanda tersebut bisa berupa kebebasan finansial, akses pendidikan yang lebih baik, akses kesehatan, lingkungan yang terlindungi dan aman, serta akses relasi yang lebih luas. Namun, keberadaan tanda-tanda tersebut tidak berarti seseorang yang berprivilese adalah orang yang buruk. Yang penting adalah kesadaran dan kemampuan untuk mengakui keistimewaan tersebut dan memahami implikasi sosialnya.

Mengapa kesadaran sosial anak sangat penting? 

Saat anak belajar untuk memahami dan menghargai keberagaman serta realitas sosial yang berbeda, mereka akan menjadi individu yang lebih baik dan dapat membentuk karakter yang kuat. 

Dalam dunia yang semakin kompleks dan saling terhubung ini, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain dan menempatkan diri dalam posisi mereka adalah keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki.

Namun, ketika anak hidup dalam lingkungan yang terlindungi dan berkecukupan, kesadaran sosial bisa jadi tidak terbentuk dengan baik. Mereka mungkin terlalu fokus pada kehidupan mereka sendiri dan tidak menyadari realitas yang berbeda di luar sana. Dampaknya, anak-anak tersebut cenderung menjadi terlalu egois, tidak peka terhadap masalah sosial, dan sulit merasakan empati terhadap orang lain.

Tidak adanya kesadaran sosial pada anak yang berprivilese juga dapat memperkuat sikap diskriminatif dan merugikan. Mereka mungkin tidak mengerti bahwa keistimewaan yang mereka miliki adalah hal yang diperoleh, bukan sesuatu yang mereka pantas dapatkan. Akibatnya, anak-anak ini mungkin merasa superior dan menunjukkan sikap diskriminatif terhadap kelompok lain, dan hal ini bisa menjadi sumber masalah sosial yang lebih besar di kemudian hari. Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun kesadaran sosial pada anak sejak dini.

Bagaimana cara membangun kesadaran sosial pada anak yang berprivilese?

Pertama-tama, sangat penting untuk berbicara terbuka tentang privilese dengan anak-anak tersebut. Jangan takut untuk membuka topik ini dan menjelaskan kepada mereka apa itu privilese, bagaimana mereka memiliki keistimewaan tertentu, dan bagaimana hal itu mempengaruhi pandangan mereka terhadap dunia.

Selain itu, membuat anak mengalami realitas sosial yang berbeda juga merupakan langkah yang penting. Anda bisa membawa anak untuk melakukan kegiatan sukarela di komunitas yang berbeda, memperkenalkan mereka pada teman-teman dari lingkungan yang berbeda, atau mengajak mereka berkunjung ke daerah yang kurang berkembang.

Langkah penting selanjutnya adalah mengajarkan anak untuk berempati dan menghargai orang lain. Ajarkan mereka untuk mendengarkan perspektif orang lain dan mencoba memahami cara pandang mereka. Berbicara tentang pentingnya toleransi, kesetaraan, dan penghargaan terhadap keberagaman adalah kunci untuk membangun kesadaran sosial pada anak.

Akhir kata, membangun kesadaran sosial pada anak yang berprivilese bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi sangat penting. Dengan melakukan tindakan ini, anak-anak akan menjadi individu yang lebih baik dan dapat membentuk karakter yang kuat serta mampu berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik.

Bagaimana cara membantu anak mengatasi privilese dan menjadi individu yang lebih baik? Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk membantu anak-anak mengatasi keuntungan yang mereka miliki karena privilese.

Pertama-tama, mengajarkan anak untuk bersyukur adalah kunci utama. Ajarkan mereka untuk menghargai hal-hal kecil dalam kehidupan mereka dan tidak mengambil keistimewaan mereka sebagai sesuatu yang seharusnya mereka miliki. Dengan mengajarkan anak untuk bersyukur, mereka akan menjadi lebih rendah hati dan lebih peka terhadap orang lain.

Selain itu, mengajarkan anak untuk berkontribusi pada masyarakat juga penting. Ajarkan mereka untuk membantu orang lain dan melakukan kegiatan sukarela di komunitas mereka. Ini akan membantu anak-anak memahami bahwa memiliki keistimewaan juga berarti memiliki tanggung jawab untuk membantu orang lain yang mungkin kurang beruntung.

Langkah terakhir adalah membuat anak memahami dan menghargai keanekaragaman budaya. Ajarkan mereka tentang berbagai budaya dan cara hidup yang berbeda-beda. Berbicaralah tentang keunikan dan keindahan dalam setiap budaya, dan betapa pentingnya untuk menghargai dan menghormati perbedaan.

Dengan melakukan tindakan ini, anak-anak akan menjadi individu yang lebih baik dan dapat membentuk karakter yang kuat serta mampu berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik. Jadi, mari kita bersama-sama membantu anak-anak mengatasi privilese dan menjadi individu yang lebih baik dan peka terhadap realitas sosial yang berbeda.

Kesimpulannya, membangun kesadaran sosial pada anak yang berprivilese adalah penting untuk membantu mereka memahami dan menghargai realitas sosial yang berbeda. Privilese sejak dini dapat memiliki dampak negatif pada anak, seperti membuat mereka kurang peka terhadap kesulitan yang dihadapi orang lain.

Oleh karena itu, mengajarkan anak untuk bersyukur, berkontribusi pada masyarakat, dan memahami keanekaragaman budaya adalah langkah penting untuk membantu anak mengatasi privilese dan menjadi individu yang lebih baik. 

Selain itu, berbicara terbuka tentang privilese dengan anak dan membuat mereka mengalami realitas sosial yang berbeda juga penting untuk membangun kesadaran sosial pada anak.

Pentingnya membangun kesadaran sosial pada anak berprivilese adalah untuk membantu mereka memahami bahwa memiliki keistimewaan juga berarti memiliki tanggung jawab untuk membantu orang lain. Dengan melakukan tindakan ini, anak-anak akan menjadi individu yang lebih baik dan dapat membentuk karakter yang kuat serta mampu berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun