Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bias-Bias Gender di Tempat Kerja

28 Februari 2023   12:00 Diperbarui: 28 Februari 2023   12:00 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gender: Photo by Tim Mossholder (Pexel)

Sementara itu, laki-laki juga dapat mengalami dampak dari bias gender di tempat kerja. Terkadang, pandangan stereotip tentang peran gender dapat membuat laki-laki merasa terbebani untuk selalu tampil kuat dan dominan, bahkan ketika mereka menghadapi masalah atau kesulitan. Hal ini dapat menyebabkan tekanan dan stres yang berlebihan di tempat kerja.

Namun, dampak bias gender tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan yang tidak memperhatikan atau mengatasi bias gender dapat kehilangan bakat dan potensi yang berharga dari karyawan perempuan, serta membuat mereka kesulitan untuk mempertahankan staf yang beragam dan berkompeten. Selain itu, perusahaan yang tidak memperhatikan kesetaraan gender dapat kehilangan kredibilitas di mata pelanggan dan pasar yang semakin sadar akan isu-isu kesetaraan.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengatasi bias gender di tempat kerja. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan menghargai keberagaman, perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan dan produktivitas mereka, serta memperkuat citra perusahaan sebagai organisasi yang peduli pada isu kesetaraan dan keberagaman.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya bias gender di tempat kerja. Beberapa faktor tersebut berasal dari dalam diri individu, sedangkan yang lainnya berasal dari luar atau faktor eksternal.

Faktor internal dapat meliputi stereotip gender yang diinternalisasi oleh individu sejak kecil, serta ekspektasi dan pandangan yang salah tentang peran gender yang diperankan oleh masyarakat secara umum. Sebagai contoh, sejak kecil, anak laki-laki seringkali diberi mainan yang mengandung unsur kekerasan, seperti truk atau senjata mainan, sementara anak perempuan seringkali diberi mainan boneka atau peralatan rumah tangga. Hal ini dapat menciptakan stereotip bahwa laki-laki seharusnya tangguh dan kuat, sedangkan perempuan seharusnya lembut dan mengurusi rumah tangga. Stereotip ini kemudian dapat membentuk ekspektasi yang tidak realistis terhadap peran gender yang diperankan oleh individu di tempat kerja.

Sementara itu, faktor eksternal dapat meliputi kebijakan dan praktik perusahaan yang tidak inklusif terhadap keberagaman gender, serta norma-norma budaya dan sosial yang mendukung bias gender. Misalnya, perusahaan yang memiliki kebijakan penggajian yang tidak transparan atau kebijakan promosi yang tidak berdasarkan kinerja, dapat menyebabkan terjadinya bias gender. Selain itu, norma-norma budaya yang menempatkan perempuan di peran yang lebih tradisional dan merendahkan kontribusi mereka di tempat kerja, juga dapat membentuk bias gender.

Dalam mengatasi bias gender, perusahaan harus mengidentifikasi faktor-faktor ini dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung keberagaman gender. Ini dapat dilakukan dengan cara mempromosikan kesadaran akan isu-isu gender di tempat kerja, mengevaluasi kebijakan dan praktik perusahaan, serta memperkuat budaya perusahaan yang inklusif dan mendukung keberagaman. Dengan cara ini, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif bagi seluruh karyawannya, tanpa terkecuali.

Untuk mengatasi bias gender di tempat kerja, diperlukan strategi yang holistik dan berkelanjutan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan penyebaran kesadaran dan pendidikan tentang isu-isu gender. Ini dapat dilakukan melalui seminar, pelatihan, atau diskusi kelompok yang membahas isu-isu gender dan bagaimana mengatasi bias gender di tempat kerja.

Selain itu, penting juga untuk membuat kebijakan yang jelas dan transparan terkait dengan rekruitmen, pengembangan karir, dan penggajian. Kebijakan ini harus diikuti dan dipatuhi oleh seluruh karyawan perusahaan, tanpa terkecuali. Hal ini akan membantu memastikan bahwa semua karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk diakui dan maju di tempat kerja.

Pelatihan dan pengembangan staf juga merupakan strategi yang efektif untuk mengatasi bias gender. Pelatihan ini dapat membantu karyawan memahami lebih baik isu-isu gender, dan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung keberagaman gender.

Selain itu, perusahaan juga dapat mengadopsi praktik terbaik dalam rekruitmen, pengembangan karir, dan penggajian. Ini dapat meliputi penilaian kinerja yang adil dan transparan, pengembangan karir yang berbasis pada kompetensi dan kinerja, serta penggajian yang berbasis pada kinerja dan tanggung jawab pekerjaan.

Perusahaan juga perlu mendorong keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi karyawan. Ini dapat dilakukan dengan memberikan fleksibilitas waktu kerja, cuti yang lebih baik, atau layanan perawatan anak yang terjangkau. Dengan cara ini, perusahaan dapat membantu karyawan menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, dan mengurangi tekanan dan stres yang dapat memicu bias gender.

Terakhir, perusahaan juga perlu menangani komunikasi dan kultur kerja yang tidak sehat. Ini dapat dilakukan dengan mempromosikan komunikasi yang terbuka dan transparan, serta membangun budaya yang inklusif dan mendukung keberagaman gender. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif, produktif, dan terbuka bagi semua karyawan, tanpa terkecuali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun