Pendekatannya berbeda dari politisi lain. Pak Prabowo, misalnya, menggunakan istilah militer dan pendekatan fisik. Zulkifli Hasan berbasis data, analisis, dan strategi teknokratik tegas tapi manusiawi.
Karir dari anak ranting ke ketua partai menunjukkan politik bisa dirintis dari bawah. Pengalaman membentuk karakter kokoh, menggabungkan disiplin, teknokratik heavy, dan kemampuan lapangan. Bahkan forum tingkat presiden dihadapi dengan persiapan matang, tanpa drama, dan hasil terukur.
Kesederhanaannya menonjol. Di forum besar, ia tetap rendah hati. Tidak sombong dengan data yang dimiliki, tidak angkuh meski analisisnya membuat orang terkesima.
Semua disampaikan dengan bahasa mengalir, membuat topik berat terasa ringan dan mudah dicerna.
Zulkifli Hasan membuktikan politik bisa lebih dari kursi dan suara. Politik bisa ilmiah, terukur, dan berbasis pengalaman nyata.
Dari pedagang menjadi bendahara cabang, dari Menwa menjadi ketua partai nasional, semua proses membentuk seorang politisi teknokratik heavy, mampu menggabungkan disiplin, analisis, dan kepemimpinan praktis.
"Korea," istilah yang diulang dalam Podcast TotalPolitik, paling tepat. Disiplin, rapi, teknokratik heavy, namun tetap manusiawi.
Dari Ambalang ke forum presiden, dari anak ranting ke ketua partai, perjalanan itu membentuk karakter kokoh dan memberi pelajaran berharga. Politik baginya adalah ilmu, seni, dan praktik nyata yang menyelesaikan masalah dengan presisi.
Zulkifli Hasan menegaskan politik bukan sekadar retorika atau kursi, tapi ilmu, strategi, dan pengalaman nyata.
Dari bawah, dari anak ranting, hingga forum presiden, setiap langkah menunjukkan bahwa politik bisa efektif, ilmiah, dan berorientasi pada hasil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI