Alex tidak selalu mendapatkan waktu khusus untuk menjelaskan kepada kedua orang tuanya. Ia juga tidak berani membantah keinginan orang tuanya. Apalagi dengan alasan motivasi masa depan anak-anak mereka.
“Mengapa aku tidak bebas bertindak dan memilih. Toh, semua aku yang jalani,” Gumam Alex.
Pilihan kedua orang tuanya sudah fix. Sambil menunggu waktu keberangkatan, Alex sama sekali tidak mengurus perlengkapannya. Semua perlengkapan sudah dipikirkan dan disediakan kedua orang tuanya. Setelah tiba waknya, Alex pun berangkat ke Jogja.
Setelah menceritakan semua keluh kesahnya, Alex merasa legah. Sudah beberapa kali ia mencoba mencari sosok sahabat untuk menceritakan semua kekesalannya tetapi belum menemukan sosok yang tepat. Syukur bahwa waktu mempertemukan kami Kembali. Alex telah merencanakan siasat untuk mengambil jurusan politik sesuai minat awalnya. Meski orang tuanya tidak tahu, Alex nekat. Karena toh masa depan di tangannya sendiri.
Selama empat tahun berlalu, perkuliahan kami berjalan dengan baik. Bahkan lebih dari baik. Beberapa kali, Alex mendapatkan IP 4,0. Komitmen Alex tetap pada pilihannya untuk tidak memberitahukan kepada orang tuanya bahwa ia telah memilih jurusan yang berbeda dengan kemauan orang tuanya. Setiap kali ditanya oleh ibunya, Alex selalu menjawab aman, kendati itu adalah bentuk penipuan. Fakta yang tidak bisa dihindari, masa wisudanya akan tiba. Orang tuanya juga akan turut serta dalam acaranya. Tinggal sebulan lagi mereka akan tiba. Alex kehilangan akal. Bagaimana ia harus menyembunyikan semuanya ini. Pada suatu malam, dengan tergesa-gesa ia mengetuk pintuku.
“James… aku tidak bisa menyembunyikan semuanya ini. Bagaimanapun pasti kedua orang tuaku akan mengetahuinya.” Ungkapnya.
“Menurutku, lebih baik kamu mengungkapkan sejelujurnya kepada orang tuamu. Tidak ada kata terlambat bagi orang yang berusaha dan mencoba. Semua akan baik-baik saja.” Jawabku. Semenjak saat itu, Alex langsung menelepon dan mengatakan sejujurnya kepada orang tuanya.
“Hebat nak. Kamu hebat anakku. Itu yang ayah harapkan dari kamu. Ayah bukan menekan kebebasanmu untuk bertindak. Tetapi ini adalah ujian bagi kamu untuk menentukan masa depanmu.” Jelas ayahnya setelah Alex menjelaskan semuanya. Ternyata Alex salah. Selama ini ia telah mempermasalahkan kedua orang tuanya. Tetapi setelah mendengar penjelasan ayahnya, Alex menjadi sadar, bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk yang bebas, tinggal bagaimana bertanggung jawab dengan kebebasan itu
Akhirnya tiba waktu wisuda, Alex bersama kedua orang tuanya dapat bercanda ria bersama, memeriahkan syukuran wisuda Alex. Sebulan setelahnya, aku pun melaksanakan wisuda. Tidak ada yang lebih berharga daripada bertanggung jawab terhadap kebebasan yang diberikan. Dibalik tindakan bebas yang dipercayakan itu dijalani dengan bertanggung jawab, semua akan baik-baik saja. Suksesnya masa depan tergantung pada persona untuk memilih dan menjalaninya.
~ ~ ~ Sekian ~ ~