Mohon tunggu...
Yakobus Asa
Yakobus Asa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Calon Imam, Kongregasi SSCC

Syarat untuk menjadi penulis ada tiga, yaitu: menulis, menulis, menulis – Kuntowijoyo. saat ini masih menempuh pendidikan di uiversitas sanata darma, kampus Teologi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebebasan Memilih

1 November 2023   12:37 Diperbarui: 1 November 2023   12:44 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Parangtritis, Dok. Pribadi

“Ibu mendukung nak, kalau itu memang kemauan kamu. Tetapi dalam perjalanan, kamu merasa goyah, pilihlah jurusan yang tidak membebani hidupmu.” Dukung ibu.

“Pokoknya ayah tidak mencampuri urusan perkuliahanmu. Apa yang kamu pilih, itulah yang akan menentukan masa depanmu.” Lanjut ayah. Aku hanya merenung tanpa membalas ungkapan orang tuaku. Pikirku, itulah kebebasan awal dalam hidupku. Aku akan hidup menyendiri. Masak, cuci, makan, tidak lagi menjadi tanggung jawab orang lain.

Puji Tuhan, hasil tes telah keluar dan aku diterima di fakultas biologi. Kini saatnya aku harus meninggalkan keluargaku. Setelah dua minggu kemudian, aku menumpang pesawat menuju kota pelajar. Siapa tidak mengenal tempat ini? Yogyakarta. Surganya para pelajar. Para pelajar dari seluruh belahan Indonesia yang berlomba-lomba menempuh Pendidikan untuk masa depannya. Itulah tempatku, dunia yang menuntun masa depanku. Ketika menginjakkan kaki di bandara Adijudjito Yogyakarta, hariku terasa dak-duk.

“Inikah realitasku selama empat tahun ke depan?” Gumam batinku.

Aku terus melangkah sembari menunggu jemputan. Untuknya, Rino tetangga sebelahku sudah tinggal dua tahun sebelumnya. Setelah keluar dari Gedung bandara, Rino langsung menyapa sembari mengambil koper di genggaman tanganku.

“Ayo bro, langsung saja ya kita ke kosmu.” Ajak Rino.

“Siap. Makasih ya…” Balasku singkat.

30 menit kemudian, tibalah kami di sebuah perumahan dengan banyak kamarnya. Awalnya kupikir asrama, tetapi setelah menelusuri lorong-lorong dengan beberapa kamar terbuka, ternyata kos-kosan. Ada yang sedang mendengarkan musik, mencuci pakaian, dan aktivitas lainnya. Ketika kupalingkan kepala di sisi kanan lorong, mataku menangkap sosok yang tidak lazim dalam ingatanku. Langkahku berhenti seketika sembari meyakinkan penglihatanku. Benar, dia adalah Alex.

“Rino…tunggu,” ucapku seketika. Rino pun berhenti.

“Itu ada teman lamaku.” Tanganku sembari menunjuk ke tempat itu.

“Oh… dia juga baru tiba beberapa hari yang lalu.” Jelas Rino. Belum sempat kubalas pertanyaan Rino, terdengar suara panggilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun