Magie memang kuat. Menghadapinya sama seperti melawan lima orang anak buah Cramer. Kami bertarung sengit. Tubuhku terdorong ke batang pohon, lengannya menekan leherku.
"Salah satu tugasku, adalah memastikanmu untuk tak bertindak bodoh!"
Aku tak peduli, semua ini memuakan. Hidupku berubah sejak aku dipaksa menerima kenyataan gila ini. Kino, aku bahkan tak tahu siapa diriku, siapa yang harus kupercayai.
Sekuat tenaga kudorong Magie, menyerangnya dengan amarah yang muncul begitu saja. Kini kukunc Magie di depanku.
"Aku hanya butuh jawaban dari semua kegilaan ini, tak peduli dari mana,"
"Kau tidak tahu betapa berharga dirimu, Alex. Banyak yang rela mengorbankan nyawa hanya agar kau tetap hidup," Magie berhasil menghantam dadaku dengan sikunya lalu membating tubuhku ke tanah.
Segera kutarik tangannya yang masih memegangi lenganku. Membuatnya terjerembat ke tanah juga. Sebelum dia bangkit, kutekan kedua tangannya ke tanah dan setengah menindihnya.Â
"Jika kau tak bisa memberiku jawaban, maka jangan menghalangiku. Aku bisa mencarinya sendiri," seruku lalu melepaskannya. Menyingkir darinya melangkah untuk pergi.
"Apa kau tahu kalau kau juga sangat berbahaya, Alex?"
Ucapan Magie menghentikan langkahku.Â
"Kau tak hanya bisa menjadi penyelamat, tapi juga menjadi sebuah kehancuran."